Bisnis.com, DENPASAR—Bali kini memiliki dua kopi andalan yang bisa dipasarkan ke dunia, yakni Kopi Arabika Kintamani dan Kopi Robusta Pupuan. Kopi Arabika Kintamani sudah lebih dulu mendapatkan sertifikat Indikasi Geografis, sedangkan kopi robusta Pupuan juga sudah mendapatkan sertifikat tersebut dari Kementerian Hukum dan HAM.
Kadis Pertanian Tabanan Nyoman Budana mengharapkan dengan pemberian status Indikasi Geografis tersebut, nama besar kopi Pupuan akan menyamai kopi kintamani. Selain itu, pemasaran satu-satunya kopi robusta asal Bali tersebut akan lebih meningkat.
“Selama ini pemasaran masih kurang, dengan predikat Indikasi Geografis ini semoga ke depan semakin mudah,” tuturnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (5/12/2017).
Predikat Indikasi Geografis disandang kopi robusta Pupuan karena dinilai memiliki pengelolaan produksi hingga panennya dengan baik. Selain itu, dari sisi citarasa, kopi Pupuan memiliki kekhawasan yakni rasa bercampur cokelat karena kebanyakan pohonnya ditanam berdampingan dengan kakao.
Budana menyatakan status Indikasi Geografis itu diperoleh sejak Juli tetapi baru diterima oleh Tabanan pada Oktober 2017. Menurutnya, status ini akan mengangkat nama kopi Pupuan dan diharapkan bisa semakin dikenal masyarakat luas bahkan luar negeri.
Pemberian status itu diharapkan juga semakin meningkatkan pasar ekspor ke luar negeri, meskipun saat ini jumlah produksi terus menyusut karena musim hujan ekstrem yang mempengaruhi tingkat produksi.
Baca Juga
Dia mengatakan salah satu kendala yang dihadapi petani saat ini adalah penurunan produksi akibat cuaca.
Pada sisi lain, permintaan ekspor Kopi Robusta Pupuan justru meningkat setip tahun. Berdasarkan data Dinas Pertanian Tabanan, di Pupuan terdapat 39 subak abian dengan luas tanaman kopi robusta mencapai 9586,31 Ha.
Dari total luasan tersebut 822,45 hektar masuk kategori tanaman belum menghasilkan dan 8.197,91 Ha menghasilkan dengan total produksi sebanyak 6.101,61 ton.