Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan anak United Tractors, PT Universal Tekno Reksajaya, menandatangani perjanjian kerjasama dengan perusahaan manufaktur Italia MB Crusher.
UTR ditetapkan sebagai distributor resmi produk MB Crusher pada area pemasaran Indonesia.
Penandatanganan kerjasama tersebut dihadiri Dubes Italia untuk Indonesia Vittorio Sandalli, Direktur Utama United Tractors Gidion Hasan, Presiden Direktur MB Crusher Guido Azzolin, serta Presiden Direktur UTR Mahmudi.
Presiden Direktur UTR Mahmudi menyatakan permintaan terhadap mesin crusher terus meningkat dengan menggeliatnya menggeliatnya sektor pertambangan dan konstruksi.
Hanya saja, kebutuhan akan alat penghancur material yang sesuai kerap terkendala dengan mobilisasi yang terbatas.
“Sementara MB Crusher dioperasikan sebagai attachment yang dipasang pada excavator. Ini membuat mesin crusher memiliki maneuver tidak terbatas. Penggunaannya lebih praktis dan lebih mudah,” ujarnya dalam siaran pers (3/12).
Baca Juga
MB Crusher memiliki sejumlah paten untuk berbagai alat berat. Seperti misalnya bucket crusher, bucket screener, drum cutter, dan grapple.
Sebelumnya, produsen alat berat optimistis angka penjualan setidaknya terkerek 10% sepanjang tahun ini. Ketua Himpunan Alat Berat Indonesia Jamaluddin menyatakan permintaan terhadap produk alat berat terus melonjak sejak paruh kedua tahun ini.
“Pertumbuhan permintaan yang paling pesat terutama pada produk-produk di atas 20 ton untuk sektor konstruksi. Seperti misalnya excavator untuk pembangunan jalan,” ujarnya.
Permintaan terhadap alat berat, ujarnya, masih bertumpu pada sektor utama konstruksi dan pertambangan. Sementara itu, sektor perkebunan menyumbang porsi yang tak begitu signifikan. “Mungkin karena harga batu bara sedang bagus dan pembangunan selalu lancar di akhir tahun,” ujarnya.
Menurutnya, penjualan pada tahun berjalan sudah melampaui kinerja penjualan sepanjang 2016. Per kuartal ketiga tahun ini, penjualan alat berat mencapai 4.036 unit, atau naik 60% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, penjualan alat berat sepanjang 2016 lalu sebanyak 4.065 unit.
“Penjualan kuaartal ketiga secara umum bagus sekali. Penjualan untuk tahun ini rasanya sudah pasti menembus 4.400 unit,” ujarnya.
Jamaluddin berpendapat pengenaan pajak kendaraan bermotor pada alat berat tak begitu berdampak signifikan terhadap kinerja penjualan. Sebab pengenaan pajak tersebut dipungutkan langung kepada konsumen.
“Bagi kami sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan. Pengaruhnya justru terasa langsung kepada user, yaitu sektor konstruksi dan tambang,” ujarnya.