Bisnis.com, JAKARTA—Kementerian Perindustrian menyatakan seluruh unit pendidikan di bawah koordinasinya telah menerapkan sistem kurikulum berbasis kompetensi serta tersambung dan sesuai (link and match) dengan industri. Upaya ini diklaim mampu menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan profesional sesuai kebutuhan di dunia kerja saat ini.
Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar mengatakan saat ini Kemenperin memiliki sembilan sekolah menengah kejuruan, sembilan politeknik, dan satu akademi komunitas yang menjadi rujukan pengembangan pendidikan vokasi.
Setiap unit pendidikan di lingkungan Kemenperin memiliki spesialisasi bidang industri tertentu. Hal ini difasilitasi melalui kemitraan dengan beberapa perusahaan guna penyelarasan antara teori belajar dengan praktik lapangan.
“Jadi, kami telah memiliki modul pembelajaran khusus yang sesuai kebutuhan industri. Selain itu, blok waktu yang kami terapkan, 50% belajar di sekolah atau kampus dan 50% praktik di industri,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (14/11/2017).
Haris menambahkan seluruh unit pendidikan Kemenperin dilengkapi dengan fasilitas yang menunjang, di antaranya ruang workshop, laboratorium, dan teaching factory yang sesuai dengan perkembangan di industri. Selanjutnya, disediakan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) dan Tempat Uji Kompetensi (TUK) untuk penyelenggaraan sertifikasi kompetensi.
“Dengan begitu, lulusannya tidak hanya mendapatkan ijazah, tetapi juga mendapatkan sertifikat kompetensi sehingga lebih berdaya saing,” tuturnya.
Sementara itu, dalam acara wisuda Politeknik Akademi Pimpinan Perusahaan (APP) di Jakarta, Haris memberikan apresiasi kepada politeknik ini sebagai salah satu unit pendidikan Kemenperin, karena dari total 533 mahasiswa yang diwisuda pada tahun ini, lebih dari 51% telah terserap kerja.
Jumlah wisuda Politeknik APP tersebut terdiri dari 479 lulusan program D3 reguler, 26 lulusan program D1 Distribution and Delivery (Logistik) serta 28 lulusan Program Beasiswa Tenaga Penyuluh Lapangan (TPL).
Direktur Politeknik APP Ahmad Wimbo mengemukakan, sepanjang 2017, pihaknya terus berusaha untuk memperbaiki lembaganya dengan menciptakan suasana akademik yang kondusif dan terus berkembang.
“Selama periode tahun ini, Politeknik APP Jakarta telah meningkatkan jumlah peminat dalam penerimaan mahasiswa baru hingga mencapai rasio rata-rata pelamar dan mahasiswa yang diterima menjadi 5:1 dari tahun sebelumnya 3,95:1,” ungkapnya.
Politeknik APP juga telah menyelesaikan proses akreditasi internasional pada Pearson Assured Organization dan resmi sebagai salah satu Pearson Assured Center di dunia.
Sebelumnya, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan, SDM merupakan aset penting untuk turut mendorong pembangunan ekonomi nasional, termasuk di sektor industri. Dengan SDM yang terampil, manufaktur dalam negeri akan dapat lebih berdaya saing baik di tingkat domestik maupun global seiring perkembangan teknologi terkini.
“Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, selain fokus membangun infrastruktur, pemerintah juga tengah gencar membangun kompetensi SDM Indonesia,” tuturnya.
Tahun depan, Kemenperin akan memfasilitasi pembangunan politeknik pendukung kawasan industri Dumai dan kawasan industri Batu Licin tahap pertama. “Kami juga menargetkan, pembangunan sentra industri kecil dan menengah (SIKIM) di luar Jawa sebanyak enam sentra,” ujarnya.