Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan dan Administrator National Energy Administration (NEA) China Nur Bekri menandatangani kerja sama di bidang energi.
Penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) tersebut dilaksanakan di Hotel JW Marriot Jakarta, Senin (13/11/2017) dan merupakan rangkaian acara ‘The 5th Indonesia-China Energy Forum (ICEF V)’.
"Penandatanganan ini merupakan sebuah komitmen untuk kerja sma antar kedua negara di bidang energi.China merupakan negara terbesar tengah membangun beberapa proyek di Indonesia," kata Menteri ESDM Ignasius Jonan di sela-sela acara.
Beberapa kerja sama Indonesia dengan Negara Tirai Bambu, antara lain; sejumlah perusahaan RRT berinvestasi dan beroperasi di Indonesia di bidang minyak dan gas bumi dengan wilayah kerja Operasional Blok dan Non-Operasional Blok, yaitu:
1. SINOPEC (KKKS Non-Operasional Blok)
2. Petrochina (KKKS Operasional Blok)
3.. CNOOC (KKKS Operasional Blok dan Non-Operasional Blok)
Kemudian investasi perusahaa di bidang ketenagalistrikan, baik itu dalam Proyek 35 GW maupun proyek ketenagalistrikan di luar proyek 35 GW.
China ikut berinvestasi dalam proyek bidang ketenagalistrikan 35 GW, dalam 2 skema yaitu EPC (enginering, procurement, and construction) sebesar 3% dan IPP (independent power producer) 36% dari total keseluruhan.
Tiongkok juga ikut berpartisipasi aktif dalam beberapa proyek di luar Proyek 35 GW, seperti PLTU Banten I, PLTU Banten II, PLTU Banten III, PLTU I Jawa Barat, PLTU II Jawa Barat, PLTU I Jawa Tengah, dan beberapa PLTU besar lainnya di wilayah Indonesia.
Sedangkan di bidang hilir minerba, antara lain Alumunium Corporation of China Ltd. (Chinalco) bersama dengan PT Aneka Tambang Tbk dan PT Inalum membangun Smelter Grade Alumina di Kabupaten Mempawah (SGA Mempawah), Kalimantan Barat. Smelter yang direncanakan memiliki kapasitas satu juta ton per tahun ini diperkirakan menelan investasi US$ 1,5-1,8 miliar.
Lalu, Antam dan Inalum akan membentuk perusahaan patungan atau JV dengan Chinalco. JV ini akan mengoperasikan smelter, dengan pihak Indonesia memegang saham mayoritas, minimal 51%.
PT Antam memiliki cadangan terbukti bauksit berbahan baku alumunium sebanyak 100 juta ton ditambah potensi yang ada di area konsensi sekitar 200 juta ton. Cadangan bauksit Indonesia adalah terbesar ke-8 dunia sedangkan nilai ekspornya peringkat kedua terbesar.
Selanjutnya, kapasitas produksi PT Inalum sebesar 260.000 ton per tahun, sedangkan kebutuhan nasional mencapai 800.000 ton. Pertumbuhan konsumsi alumunium mencapai 8% per tahun. Proyek SGA Mempawah tersebut ditargetkan rampung pada kuartal III/2019.
Nur Bekri, Administrator NEA mengatakan, pihaknya mengharapkan kerja sama tersebut berjalan dengan baik untuk meningkatkan perkembangan potensi energi kedua negara.
"Sebelumnya, kita telah melakukan pembicaraan dengan Menteri Jonan untuk menyukseskan kerja sama ini," katanya.