Bisnis.com, TANGERANG SELATAN-- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) optimis pembangunan 7 pembangkit listrik tenaga uap dan pembangkit listrik tenaga gas uap di Jakarta dan Banten akan selesai pada 2019, meski pemerintah pesimis mega proyek 35.000 megawatt bisa selesai pada tahun itu.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa mega proyek 35.000 MW tidak akan selesai sesuai jadwal atau pada 2019. Hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi tidak sesuai dengan proyeksi mencapai 7%.
Namun, PLN optimis seluruh pembangkit listrik yang sedang dalam tahap konstriksi di wilayah Jakarta dan Banten bisa selesai sebelum 2019.
Tujuh pembangkit tersebut ialah PLTU Suralaya 9 dan 10 masing-masing berkapasitas 1.000 MW, PLTU Jawa 7 di Cilegon kapasitas 2x1.000 MW, PLTGU Priok 800 MW, PLTGU Muara Karang 500 MW dan PLTU Lontar Ekspansi 315 MW.
Direktur Regional PLN Jawa Bagian Barat Haryanto WS mengatakan, pembangunan pembangkit-pembangkit itu tidak mengalami kendala apapun. Seluruh kontraktor tereus melakukan percepatan pembangunan.
"Tidak ada kendala apapun. Kontraktor kerja siang dan malam. Pembangunan pembangkit listrik di Jakarta dan Banten akan selesai sesuai targetnya, yaitu pada 2018 dan 2019. Kita optomis 2019 seluruhnya akan selesai" katanya menjawab bisnis di Tangerang Selatan, Banten, Selasa (7/11).
Haryanto mengatakan, saat ini, kapasitas terpasang pembangkit di jawa dan Bali mencapai 32.000 MW dengan beban puncak 25.000 MW. Artinya, wilayah tersebut memiliki cadangan daya 31%.
"Pembangkit ini akan menambah reserve margin (daya cadangan) untuk memenuhi permintaan listrik seperti industri dan rumah tangga," katanya.
Adapun dari data PLN mengenai progres 35.000 MW, hingga September 2017 sebanyak 29.746 MW pembangkit listrik telah menandatangani PPA atau masih dalam pengadaan, sebanyak 15.126 MW telah masuk dalam tahap konstruksi dan 948 MW telah beroperasi.