Hal ini untuk mendorong investasi di sektor tersebut mengingat investasi hulu minyak dan gas bumi di 2017 diperkirakan tak mencapai target yakni US$12,29 miliar.
Dari data SKK Migas per 5 Oktober 2017, realisasi investasi hulu migas tercapai US$6,74 miliar dengan US$6,18 miliar di antaranya berasal dari wilayah kerja eksploitasi dan US$560 juta dari wilayah kerja eksplorasi.
Padahal, di sisa tahun 2017 ini target yang harus dicapai untuk total investasi hulu sebesar US$12,29 miliar mengacu pada rencana kerja dan anggaran (work plan&budget/WP&B) revisi 2017. Untuk investasi dari wilayah kerja produksi targetnya sebesar US$11,42 miliar dan eksplorasi US$870 juta.
Kepala SKK Migas Amien Sunaryadhi mengatakan, upaya keseriusan pemerintah bisa dilihat dari kegiatan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan dan Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar ke negara perusahaan migas besar di dunia.
Menurutnya, SKK Migas memiliki hubungan baik dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sehingga diharapkan bisa mengakomodir berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi para pelaku usaha, khususnya terkait soal perizinan.
“Investor silahkan datang ke Indonesia dan SKK Migas akan mendukung anda. Jika butuh apapun hubungi kami [SKK Migas]. Kami memiliki hubungan baik dengan BKPM,” ungkap Amien dalam pembukaan Energy Industries Council (EIC) Indonesia 2017 di Kantor SKK Migas, Rabu (1/11).
Amien menambahkan SKK Migas berjanji akan memfasilitasi kebutuhan para pelaku usaha sehingga perusahaan penunjang bisa bergairah karena dipermudah untuk berinvestasi.
Menurutnya, ada lima proyek besar yang sudah berjalan di Indonesia dalam tiga tahun terakhir dan melibatkan ratusan perusahaan penunjang. Lapangan Jangkrik yang dioperatori oleh Eni Muara Bakau B.V, Lapangan Banyu Urip dioperatori ExxonMobil.
Selain itu, proyek IDD Bangka dioperatori PT Chevron Pacific Indonesia, Lapangan Tangguh Train 3 oleh British Petroleum (BP), Lapangan Donggi-Senoro-Matindok dioperatori oleh JOB Medco Pertamina, dan Lapangan Madura BD yang dioperatori oleh Husky-CNOOC Madura Ltd.
Bahkan proyek Tangguh Train 3 menjadi satu dari proyek fasilitas LNG yang sudah mendapatkan kepastian pendanaan atau Final Invesment Decision (FID) di dunia.
“Ini tanda bahwa bisnis hulu migas di Indonesia masih sangat menarik, karena di seluruh dunia hanya ada dua proyek yang FID."