Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Riset Kakao: Adopsi Teknologi Masih Jadi Kendala

Pengembangan riset kakao dalam negeri masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, salah satunya masih minimnya daya adopsi terhadap teknologi hasil riset.
Pekerja memeriksa buah kakao di Sunggal, Deli Serdang, Sumut, Selasa (8/1). /Bisnis.com
Pekerja memeriksa buah kakao di Sunggal, Deli Serdang, Sumut, Selasa (8/1). /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pengembangan riset kakao dalam negeri masih dihadapkan pada sejumlah tantangan, salah satunya masih minimnya daya adopsi terhadap teknologi hasil riset.

Direktur Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Misnawi menyampaikan pusat penelitian kakao telah bekerjasama dengan universitas dan instansi dalam dan luar negeri untuk mengembangkan riset kakao. Namun, yang menjadi tantangan saat ini adalah bagaimana agar hasil riset dapat dimanfaatkan oleh petani kakao.

Misnawi mengatakan kebun kakao didominasi oleh perkebunan rakyat. Daya adopsi petani terhadap teknologi maupun hasil riset relatif rendah karena terkendala permodalan dan minimnya pengetahuan.

Oleh karena itu, kata dia, pengembangan komoditas kakao juga dibutuhkan campur tangan pemerintah melalui penyuluhan maupun bantuan teknis lainnya, selain pengembangan riset.

"Berbeda dengan kelapa sawit yang didominasi oleh swasta. Dengan luas lahan yang besar, maka ini signifikan dengan pendapatan. Sehingga, petani memperoleh kemampuan yang lebih tinggi karena tingkat kehidupan yang lebih mapan," kata dia, Rabu (18/10).

Ketua Umum Asosiasi Industri Kakao Indonesia (AIKI) Pieter Jasman berharap pengembangan riset dapat berkontribusi dalam upaya peningkatan produktivitas nasional. Melalui kegiatan riset pula, dapat dihasilkan inovasi bibit unggul dengan hasil tinggi dan tahan serangan hama penyakit.

Sebelumnya, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang mengatakan perkebunan kakao seluas 1,7 juta ha yang 95% ditopang oleh perkebunan rakyat. Sementara, perkebunan rakyat menghadapi persoalan produktivitas rendah sehingga tidak dapat memenuhi bahan baku industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper