Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. atau Temas Line membidik peningkatan volume angkutan kontainer sebesar 25% menjadi 40.000 TEUs per bulan pada 2018. Secara bertahap, Temas Line bakal menggenjot volume hingga 50.000 TEUs hingga 2019.
Ganny Zheng, Direktur Keuangan Temas Line mengatakan sejak 2016 volume angkutan perseroan mulai menanjak di mana pada tahun itu perseroan mencetak volume 24.000 TEUs per bulan. Adapun hingga sepuluh bulan 2017, volume angkutan telah mencapai kisaran 32.000 TEUs hingga 33.000 TEUs. "Pencapaian ini belum sesuai dengan skala efisiensi kami, [idealnya] 50.000 TEUs per bulan," jelasnya kepada Bisnis.com, Selasa (31/10/2017).
Menurut Ganny, Temas Line belum bisa mencapai skala efisiensi karena terkendala sejumlah faktor, terutama infrastruktur di pelabuhan. Dia menggambarkan, jumlah voyage atau pelayaran belum bisa optimal karena alat bongkat muat di sejumlah pelabuhan kurang memadai.
Sebagaimana diketahui, sejak 2014, Temas Line telah meningkatkan kapasitas angkut hingga dua kali lipat. Total armada yang dimiliki Temas Line kini mencapai 34 kapal dengan kapasitas angkut sebanyak 25.785 TEUs (wenty-foot equivalent unit). Selain itu, Temas Line saat ini sudah melayani pengangkutan barang ke 38 pelabuhan di seluruh Indonesia, mulai dari Aceh hingga Papua
Ganny mengatakan, perseroan telah menggelontorkan investasi hingga Rp800 miliar untuk ekspansi armada dan rute pelayaran. Ekspansi armada meliputi pembelian tiga kapal bekas berkapasitas 2.700 TEUs dan empat kapal baru yang bisa menampung 360 TEUs per kapal.
Di samping itu, perusahaan bersandi saham TMAS itu juga telah menambah 3.500 unit kontainer dengan total kapasitas 5.000 TEUs dan membangun depo peti kemas dengan luas area 5,8 hektare. Untuk tahun depan, Ganny menyebut perseroan belum memutuskan untuk menambah armada atau ekspansi lainnya. Dia menekankan, Temas Line saat ini tengah fokus pada efisiensi operasional agar bisa mencetak margin laba 30%.
Ganny mengungkapkan, investasi perseroan kini mulai membuahkan hasil di mana kenaikan volume angkutan berbanding lurus dengan tren pendapatan. Dia memperkirakan pada 2018-2019 perseroan bakal mendulang lebih banyak pendapatan.