Bisnis.com, SUBANG - PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java, anak perusahaan PT Pertamina (Persero), menyiapkan dana US$24,5 juta untuk kegiatan eksplorasi dan seismik pada tahun depan.
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) yakin mampu mengelola dana eksplorasi dengan baik meski sepenuhnya dana tersebut tidak ditanggung pemerintah. PHE ONWJ telah menggunakan skema bagi hasil kotor atau gross split.
Dana tersebut dibagi 4,5 juta untuk seismik dan US$20 juta untuk eksplorasi pengeboran sumur minyak baru di Lapangan Kylo di wilayah Blok ONWJ. Kedua proyek ini akan dikerjakan pada Kuartal II/2018.
General Maneger Pertamina Hulu Energi North West Java (PHE ONWJ) Siswantoro M. Prasodjo mengatakan bahwa kegiatan tersebut menggunakan dana internal. Menurutnya, PHE ONWJ bisa menjadi percontohan dalam mengelola dana eksplorasi dengan skema gross split yang tidak ditanggung pemerintah.
"Dana tersebut adalah dana internal yang akan digunakan untuk eksplorasi dan seismig. Kita optimis dapat mengelola dana tersebut dengan baik," katanya menjawab bisnis di sela acara CSR di Subang, Jawa Barat, Kamis (26/10).
Menurut Siswantoro, pihaknya sudah menyusun langkah-langkah yang dinilai tepat untuk mengatur keuangan perusahaan. Menurutnya, PHE ONWJ dapat menjadi contoh bagi kontraktor lain untuk ikut beleid pemerintah menjalankan skema grossplit.
Adapun kontrak grossplit ONWJ ditandatangani pada 18 Januari 2017. Hingga saat ini, hanya blok tersebut yang memakai skema bagi hasil kotor.
Pemerintah memperluas tambahan porsi bagi hasil bagi kontraktor pada gross split yang diatur dalam Peraturan Menteri No.52/2017 sebagai revisi Peraturan Menteri No.8/2017.
Namun, pemerintah tak mengubah porsi bagi hasil secara kotor antara pemerintah dan kontraktor untuk pengembangan minyak sebesar 57:43 dan 52:48 untuk gas. Adapun, split akhir yang didapatkan belum termasuk pajak yang timbul dari kegiatan hulu migas.
Pada gross split yang diatur dalam beleid lama saja, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yakni dari porsi split pemerintah di Blok ONWJ hanya sebesar 19% untuk gas dan 26,5% untuk minyak. Namun, dia tak menyebut berapa peluang split paling kecil yang dikantongi pemerintah.
Komaidi Notonegoro, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, berpenpadat bahwa PHE ONWJ harus dapat menghitung secara tepat sejauh mana cash flow dana perusahaan tersebut sebagai langkah meminimalkan risiko.
"PHE ONWJ harus cermat. Aspek cash flow benar-bebar harus diperhatikan," katanya menjawab bisnis.
Dia menjelaskan, jika hal tersebut tidak diperhatikan, maka hal tersebut akan berdampak kepada keuangan perusahaan dan kinerja blok-blok lainnya.
Kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan produksi PHE ONWJ. Saat ini, PHE ONWJ mengoptimalkan sumur-sumur yang ada untuk mengejar produksi. Hingga saat ini, tercatat 250 sumur aktif berproduksi. Total produksi minyak 33.000 barrel oil per day (BOPD) dan 125 MMSCFD.