Bisnis.com, JAKARTA - Hingga akhir September 2017, PT Antam (Persero) Tbk. telah mengapalkan 1,9 juta ton bijih nikel kadar rendah ke China.
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo mengatakan pasar bijih nikel saat ini masih terpusat di Negeri Tirai Bambu. Adapun realisasi tersebut berasal dari kuota ekspor sebelumnya sebesar 2,7 juta ton.
"Demand-nya sih bagus. Harga lagi tinggi," tuturnya di gedung DPR, Selasa (24/10/2017)
Dia menargetkan hingga akhir tahun realisasi ekspornya mencapai 2,7 juta ton atau sesuai dengan rekomendasi pertama. Adapun pihaknya telah mengantongi tambahan kuota sebanyak 1,25 juta ton.
"Kira-kira [realisasi ekspor] 2,7 juta ton sampai akhir tahun. Yang 1,25 juta ton dari Januari tahun depan saja," katanya.
Untuk bauksit, dari kuota sebanyak 850.000 ton, Antam telah mengapalkan sebanyak 600.000 ton. Berbeda halnya dengan nikel, pihaknya tidak akan meminta tambahan kuota untuk bauksit.
"Bauksit realisasinya sudah cukup baik. Mungkin sudah ada 600.000 ton yang diekspor dari kuota 850.000 ton," ujarnya.