Bisnis.com, JAKARTA—Cirebon dipersiapkan menjadi sentra bahan baku, terutama rotan untuk memperkuat produksi mebel di dalam negeri.
Cirebon akan menjadi pusat pengendalian stok rotan. Kawasan tersebut diproyeksikan sebagai stabilisator bahan baku rotan dan kayu untuk pebisnis mebel.
Pembentukan sentra rotan tersebut berangkat dari permasalahan kelangkaan bahan baku rotan yang kerap menjadi keluhan industri. Sementara itu, pengakuan petani budidaya rotan kerap bertolak belakang dengan keluhan industri.
“Petani bilang rotannya tidak terbeli, tapi industri mebel bilang ada kelangkaan. Artinya kan ada yang salah di sini,” ujar Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto, Senin (23/10/2017).
Pengembangan pusat bahan baku rotan di Cirebon, ujarnya, dapat memberikan solusi alternatif yang dapat memberi kepastian bagi pasokan bahan baku industri sekaligus terhadap penyerapan rotan petani.
“Pusat stockpile rotan di Cirebon nanti bisa sama-sama menguntungkan petani dan industri,” ujarnya.
Penyediaan bahan baku rotan, ujarnya, membutuhkan integrasi antara sektor hulu dan hilir. “Bahan baku rotan ini bisnis napas panjang. Enggak bisa napas pendek-pendek, begitu di-collect dari hutan mesti disebar lagi ke berbagai industri di berbagai tempat, maka perlu pusat stockpile rotan skala besar,” ujarnya.
Panggah menyatakan pemerintah juga tengah mempersiapkan pembentukan sentra bahan baku rotan lainnya di wilayah timur Indonesia. “Tadi malam kami sekaligus bertemu walikota Palu, untuk bicarakan gagasan yang sama di sana,” ujarnya.
Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor produk furnitur pada tahun ini masih relatif stagnan ketimbang tahun lalu. Ekspor industri furnitur periode Januari—September tahun ini senilai US$1,20 miliar, atau turun 0,67% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu senilai US$1,21 miliar.