Bisnis.com, JAKARTA— Dana bantuan sosial melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dinilai bankir sebagai salah satu resep jitu menggerakkan kembali daya beli masyarakat yang belum optimal.
Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk., mengatakan daya beli yang belum meyakinkan, masih menjadi kekhawatiran tersendiri bagi para bankir saat ini.
Menurutnya, sejumlah langkah pemerintah saat ini sudah cukup baik untuk menjaga pertumbuhan ekonomi tetap meyakinkan di atas 5%.
“Bagi saya, program bantuan sosial itu saat ini adalah obat terbaik agar daya beli sedikit terjaga. Memang ada yang menilai itu untuk popularitas, tetapi selama belum cara lain, bansos ini adalah obat untuk daya beli,” katanya di sela-sela Open House Gubernur Bank Indonesia, Kamis (19/10/2017).
Gubernur BI Agus Martowardojo baru saja menerima penghargaan The Central Bank Governors of The Year 2017, East Asia Pacific.
Jahja yang merupakan salah satu bankir senior di Tanah Air, menilai daya beli masyarakat harus dijaga tetap optimal. Hal itu merupakan tugas bersama dan tidak hanya mengandalkan pemerintah saja.
Bila daya beli masyarakat lemah, bagi bankir, hal itu akan membuat penyaluran kredit semakin susah.
Pada tahun ini penyaluran dana bantuan sosial PKH secara nontunai disalurkan kepada sekitar 1,2 juta keluarga penerima bantuan. Sebanyak 5,7 juta keluarga penerima bantuan lainnya masih menerima dana bansos secara nontunai.
Dana PKH tahap pertama secara nontunai sebesar Rp1,7 triliun telah disalurkan pada 23 Februari 2017 kepada keluarga penerima bantuan di 44 kota. Selain itu, dana program bantuan pangan senilai Rp110.000 per keluarga juga telah disalurkan melalui perbankan, dimulai sejak awal tahun ini.
Sebelumnya, dalam kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Tengah, Presiden Joko Widodo menyerahkan 1.500 Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan 1.000 penerima Program Keluarga Harapan (PKH). Penyerahan ini dilakukan di SMAN 1 Kota Semarang.
Kepala Negara mengatakan bahwa dana yang tersedia pada kartu PKH ini adalah Rp1,89 juta. Dana dam PKH hanya boleh digunakan untuk keperluan gizi dan pendidikan anak-anak
“Tahu semuanya? Diambil tiga kali, sisanya bisa diambil bulan November. Beli rokok boleh? Tidak boleh,” ucap Presiden dalam keterangan resmi, Senin (9/10/2017).
Sementara itu, Presiden mengingatkan kepada penerima KIP bahwa anggaran yang ada hanya digunakan untuk keperluan pendidikan, seperti membeli buku, tas, seragam.
Besaran bantuan yang didapatkan para pelajar penerima bantuan ialah sebesar Rp450.000 per tahun untuk yang berada di tingkat SD, lalu Rp750.000 bagi yang berada di tingkat SMP, dan Rp1 juta bagi pelajar SMA atau SMK.