Bisnis.com, JAKARTA-- PT Bukit Asam Tbk selaku independent power producer menandatangani amandemen power purchase agreement/PPA Pembangkit Listrik Tenaga Uap Mulut Tambang Sumsel 8 dengan PT Perusahaan Listrik Negara.
Power purchase (PPA) tersebut diamandemen setelah kedua perusahaan BUMN tersebut menyepakati kapasitas pembangkit 2x620 megawatt. Sebelumnya, pembangkit listrok mulut tambang itu akan dibangun dengan kapasitas 3x400 MW.
Selain itu, terdapat perubahan lainnya. Pembangkit itu semula akan mengalirkan listrik ke Jawa. Namun, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan meminta listrik tersebut dialiri ke Sumatra melalui jalur extrahigh voltage 500 kV.
Amandemen tersebut juga mencantumkan bahwa PT Bukit Asam akan membangun transmisi 45 KM ke Gardu Induk Muara Enim.
Selain itu, teknologi yangbakan dibangun juga diubah. Sebelumnya teknologi yang digunakan adalah subcritical power yang kemudian berubah menjadi super critical. Hal ini untuk menjaga efisiensi dan keramahan lingkungan.
Direktur Utama PT Bukit Asam Arviyan Arifin menjelaskan, pihaknya mengutus anak perusahaan yaitu PT Huadian Bukit Asam Power. Proyek tersebut dibangun bersama China Huadian.
Baca Juga
Perusahaan telah mendatangani loan agreement senilai US$1,7 miliar dengan The Export-Import Bank of China (Cexim). Harga jual listrik tersebut mencapai US$4,97 cent per kwh. Commercial operation date pembangkit listrik itu ditargetkan pada 2021 untuk unit I dan 2022 untuk unit II.
"Ini adalah salah satu pembangkit listrik terbesar di Indonesia. PLTU ini akan mulai dibangun pada pertengahan 2018," katanya menjawab wartawan saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/10).
Sementara itu, PLN mendukung rencana pemerintah yang akan memfokuskan pembangunan PLTU pada RUPTL 2018-2027. PLN mendukung target 50% kapasitas terpasang PLTU dapat terwujid pada 2020.