Bisnis.com, JAKARTA — Realisasi penyaluran bahan bakar nabati atau biodiesel di Tanah Air pada Januari—September 2017 turun 24,2% menjadi 1,53 juta kiloliter dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Padahal, pemerintah mengalokasikan penyaluran biodiesel pada Januari—September 2017 sebanyak 2.1 juta kl. Artinya, penyaluran biodiesel itu hanya terealisasi 70.8%.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Stanley Ma mengatakan, realisasi penyaluran tersebut sesuai dengan permintaan dari PT Pertamina dan PT AKR Corporindo.
"Kita hanya menyalurkan sesuai dengan permintaan Pertamina dan AKR," katanya saat dihubungi Bisnis, Rabu (18/10).
Menurutnya, alokasi yang ditetapkan pemerintah melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral hanya berupa asumsi saja. Sejauh ini, tidak ada kendala yang terjadi dalam penyaluran.
Sementara itu, Direktur Utana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDP KS) Dono Boestami mengatakan, dalam penyaluran sempat mengalami keterlambatan selama 2 bulan yaitu Mei dan Juni karena keterbatasan storage. Saat itu penyaluran bahan bakar nabati itu hanya 1.479 kl pada Mei dan 75.777 pada Juni.