Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyeksi Harga Batu Bara, Waspadai Faktor Eksternal

Rerata harga batu bara tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Rerata harga batu bara acuan pada Januari-Oktober 2017 senilai US$84,22 per ton. Harga tersebut jauh di atas rata-rata 2016 yang hanya US$61,84 per ton.
Penambangan batu bara./Bloomberg-George Frey
Penambangan batu bara./Bloomberg-George Frey

Bisnis.com, JAKARTA - Rerata harga batu bara tahun ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Rerata harga batu bara acuan pada Januari-Oktober 2017 senilai US$84,22 per ton. Harga tersebut jauh di atas rata-rata 2016 yang hanya US$61,84 per ton.

Namun, apakah harga batu bara masih akan terus menguat? Pelaku usaha masih mewaspadai fluktuasi harga batu bara.

Kendati impor batu bara China terus menunjukan sinyal positif, pelaku usaha pertambangan batu bara masih waspada terhadap faktor-faktor eksternal.
 
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia menyatakan tingginya harga batu bara saat ini belum mencerminkan kondisi pasar yang benar-benar stabil. Pasalnya, faktor-faktor eksternal masih rentah menekan harga kembali.
 
"Kami melihatnya masih tetap. Harga masih rentan terkoreksi akibat faktor-faktor atau sentimen eksternal," katanya kepada Bisnis, Senin (16/10).
 
Meskipun begitu, dia menilai hingga akhir tahun harga masih akan tetap berada di level positif atau di atas US$85 per ton. Alasannya, ada peningkatan permintaan memasuki musim dingin.
 
Sementara itu, Ketua Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy Arif menilai dalam berapa bulan ke depan, hingga selesai musim dinginn, kemungkinan besar tidak ada perubahan signifikan. Adapun untuk jangka waktu satu sampai tiga tahun, Irwandy memperkirakan harga masih akan berada di rentang US$60-US$80 per ton.
 
"Faktor lain yang nantinya bisa berpengaruh adalah kebijakan China dan India sebagai produsen terbesar," ujarnya.
 
Sebelumnya, komentar bernada waspada pun sudah diungkapkan oleh produsen batu bara.
 
Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk. Garibaldi Thohir mengatakan pihaknya optimistis tingkat permintaan batu bara akan naik signifikan. Hal tersebut didorong oleh investasi besar di bidang infrastruktur energi, terutama di sektor kelistrikan.
 
"Namun demikian, Adaro tetap waspada karena dinamika pasar industri batu bara yang fluktuatif, di mana kita tidak bisa memprediksi harga batu bara," katanya.
 
Dia menambahkan membaiknya harga batu bara saat ini tidak mendorong Adaro untuk meningkatkan produksinya dari proyeksi awal di angka 52-54 juta ton. Pasalnya, perusahaan fokus menjaga cadangan dalam jangka panjang untuk pengembangan bisnis pembangkit.
 
Adapun harga batu bara acuan (HBA) Oktober 2017 tercatat senilai US$93,99 per ton. Sementara HBA September 2017 tercatat US$92,03 per ton.
 
Sepanjang tahun ini, HBA bulanan baru dua kali berada di bawah level US$80 per ton, yakni pada Juni senilai US$75,46 per ton dan Juli US$78,95 per ton.
 
Rata-rata HBA Januari-Oktober 2017 tercatat senilai US$84,22 per ton. Harga tersebut jauh di atas rata-rata 2016 yang hanya US$61,84 per ton.
 
Harga batu bara pun diprediksi terus melaju hingga akhir tahun. Indeks Newcastle bahkan sudah berada di kisaran US$95 per ton dan diharapkan menembus level US$100 per ton.
 
Peningkatan impor batu bara China pun turut mendorong harga. Sepanjang periode Januari 2017-September 2017, impor batu bara Negeri Tirai Bambu tersebut sebanyak 204,85 juta ton baik 13,7%  bila dibandingkan dengan impor pada periode yang sama pada tahun lalu.
 
Pekan lalu, otoritas Shanxi, salah satu wilayah produsen batu bara di China menyatakan berencana menutup sembilan tambang lagi hingga akhir tahun. Hal tersebut diperkirakan memicu peningkatan impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lucky Leonard
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper