Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan menargetkan bauran energi terbaruan bisa mencapai 18% pada 2020 dengan tetap menerapkan harga jual listrik yang kompetitif.
Saat ini, penyediaan listrik dari energi baru terbarukan lebih dari 12%. Tahun ini, 60 penandatanganan kontrak jual beli listrik antara PLN dan pengembang swasta telah dilakukan.
Penandatanganan ini untuk membangun proyek pembangkit listrik dari energi baru terbarukan mencapai 7.023 MW yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hingga akhir tahun ini, pemerintah menargetkan kapasitas eergi baru terbaruka mencapai 14.000 MW.
"Kami masih berkomitmen target bauran energi sebesar 23% pada 2025. Kami yakin dalam 3 tahun mendatang akan mencapai 17% hingga 18%," ujar Jonan, Jumat (13/10).
Jonan mengatakan, faktor yang harus diperhatikan dalam mengejar target adalah keterjangkauan harga oleh publik. Negosiasi tarif dilakukan secara ketat untuk mempertahankan harga yang terjangkau. Tarif ini mengacu pada Peraturan Menteri ESDM no.50/207 tentang Pemanfataan Energi Baru Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.
Menurut Jonan, bauran energi ramah lingkungan itu meningkat rata-rata 0,54% setiap tahun. Pada tahun lalu capian bauran energi baru sebesar 7,7%. Angka ini lebih besar dari 2015 yang hanya 6,7%. Sebelumnya, 2014, bauran energi terbarukan hanya 6,4% dan 2013 hanya 5,3%.
Sementara, untuk triwulan II tahun 2017 melebihi target, dimana energi panas bumi dan energi terbarukan lainnya mencapai 5,23% melebihi target 4,96% dan bauran energi dari air mencapai 8,07% melebihi target 6,16%.