Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

JFE Steel Galvanizing Indonesia Ingin Genjot Produksi Baja Galvanis

PT JFE Steel Galvanizing Indonesia ingin meningkatkan kapasitas produksi menjadi 30.000 ton per bulan dalam jangka waktu dua tahun, sedangkan pada 2017 kemampuan produksi pabrikan baja galvanis ini baru mencapai 20.000 ton per bulan.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – PT JFE Steel Galvanizing Indonesia ingin meningkatkan kapasitas produksi menjadi 30.000 ton per bulan dalam jangka waktu dua tahun, sedangkan pada 2017 kemampuan produksi pabrikan baja galvanis ini baru mencapai 20.000 ton per bulan.

Atsuo Itoi, Chief Representative JFE Steel Corporation, menyampaikan pada saat ini perusahaan belum mendapatkan keuntungan yang signifikan karena kemampuan produksi masih mencapai 20.000 ton per bulan dari kapasitas terpasang yang mencapai 400.000 ton per tahun. Adapun, untuk mencapai keuntungan yang signifikan tersebut PT JFE Steel Galvanizing Indonesia (JSGI) harus meningkatkan produksi mencapai 30.000 ton perbulan atau 360.000 ton per tahun.

Pabrikan JSGI dibangun dengan nilai investasi US$300 juta dan diresmikan pada September 2016. JSGI menempati lahan seluas 17,1 hektare di kawasan industri Cikarang, Bekasi.

“Langkah peningkatan produksi tersebut karena melihat dari segi potensi perekonomian Indonesia yang cenderung positif. Selain itu, pertumbuhan di sektor otomotif menjadi salah satu alasan kami ingin segera memacu utilisasi pabrik,” kata Atsuo kepada jurnalis, Jumat (13/10/2017).

Dia menambahkan sampai saat ini sektor otomotif menjadi penyumbang terbanyak terhadap penjualan baja galvanis yang mencapai hampir 100%. Produsen kendaraan yang menyerap baja galvanis dari JSGI adalah agen tunggal pemegang merek (ATPM) seperti Daihatsu, Nissan, Suzuki, Toyota, dan Honda.

“Kami menyuplai manufaktur kendaraan asal Jepang sampai saat ini. Namun, ke depannya, tidak menutup kemungkinan untuk dapat menyuplai kendaraan dengan merk selain dari Jepang,” imbuhnya.

Produk baja galvanis dari JSGI memiliki lebar 800 - 1.850 milimeter dengan ketebalan 0,4 - 2,3 milimeter. “Ketebalan tersebut cukup untuk mengakomodasi kebutuhan industri otomotif,” ujarnya.

Kendati demikian, raw material baja galvanis dari JSGI masih didapatkan secara impor 90% dari Jepang. Terhitung hanya sekitar 10% saja bahan baku tersebut dapat disuplai oleh PT Krakatau Steel.

Sementara itu, I Gusti Putu Suryawirawa, Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin), berharap JSGI dapat memacu kemampuan produksi hingga mencapai 30.000 per bulan pada tahun depan.

“Industri yang baru dibangun tentu tidak bisa langsung memiliki kemampuan produksi yang maksimal. Membutuhkan waktu setahun atau dua tahun untuk meningkatkan produksi sehingga utilisasi pabrik hampir mendekati dari kapasitas terpasang,” kata Putu.

Menurutnya, bisnis di bidang baja galvanis memiliki prospek yang bagus karena demand sektor otomotif terhadap komoditas ini masih tinggi. Dengan begitu diharapkan bila pabrikan dapat meningkatkan produksi atau semakin bertumbuh investasi di sektor baja galvanis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper