Bisnis.com, PADANG — Manajemen PT Retail Modern Minang (RMM) dengan bendera Minang Mart memacu pembukaan gerai baru guna memenuhi target 100 gerai sebelum mengajukan initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia.
Direktur RMM Syaiful Bahri mengatakan saat ini jumlah gerai dengan brand Minang Mart sudah mencapai 30 gerai di seluruh Sumatra Barat.
“Sekarang sudah mencapai 30 gerai. Kami terus percepat target penambahan jumlah gerai Minang Mart,” katanya, Jumat (6/10/2017).
Menurutnya, untuk jangka pendek perseroan menargetkan membuka 100 gerai di seluruh Sumbar. Baru kemudian mengejar target 1.000 gerai sesuai keinginan pemerintah daerah dalam durasi empat atau lima tahun.
Syaiful mengungkapkan total jumlah gerai tahun ini bisa mencapai 85 gerai dengan pembukaan gerai-gerai baru di sejumlah daerah hingga penghujung tahun.
Selain gerai dengan brand Minang Mart, perseroan juga membuka gerai dengan brand Kedai Minang untuk skala usaha mikro.
Dia mengungkapkan setelah pembukaan gerai ke 100, manajemen berencana melakukan go public guna pendanaan jangka panjang, karena kecilnya peluang pendanaan dari pemegan saham.
“Karena swasta, kami harus kreatif mencari pendanaan sendiri. Rencananya IPO, tapi setelah buka 100 gerai,” katanya.
Minang Mart adalah perusahaan kongsi antara BUMD PT Grafika Jaya Sumbar dengan PT Sentra Distribusi Nusantara (SDN) yang dibentuk sebagai mitra toko milik masyarakat menjadi ritel modern dengan pelayanan dan kualitas dagangan yang bagus.
Syaiful menyebutkan sudah ratusan calon mitra yang mengajukan diri untuk membuka gerai Minang Mart di daerah itu.
Dalam sistem kemitraan dengan masyarakat, dia memastikan tidak menggunakan sistem franchise yang hanya menguntungkan pemodal besar, seperti yang diterapkan jaringan ritel besar di Tanah Air.
“Sistemnya murni kemitraan, jadi tidak ada fee yang ditarik manajemen kepada pemilik gerai,” katanya.
Untuk menjadi mitra Minang Mart, pemilik toko hanya perlu menyetorkan modal Rp300 juta plus ruko satu pintu hingga Rp500 juta – Rp600 juta plus ruko dua pintu. Biaya itu sudah termasuk perbaikan fasilitas, penataan toko, dan isi barang.
Intinya, kata Syaiful, masyarakat yang menjadi mitra Minang Mart hanya keluar uang untuk investasi di awal. Setelahnya tidak ada fee yang dipungut manajemen seperti dalam konsep ritel franchise.
Untuk saat ini, rerata omset kotor satu gerai Minang Mart mencapai rata-rata Rp7,7 juta per hari. Bahkan di saat peak season dan weekend omset harian jauh lebih tinggi atau bisa mencapai Rp35 juta.