Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Elektronik Tunggu Kebijakan untuk Dorong Daya Beli

Produsen elektronik menunggu kebijakan pemerintah yang bisa mendorong peningkatan daya beli masyarakat. Lesunya konsumsi disebut sebagai momok produsen elektronik saat ini.
Pengunjung melihat barang elektronik di salah satu toko elektronik di Makassar (Bisnis/Paulus Tandi Bone)
Pengunjung melihat barang elektronik di salah satu toko elektronik di Makassar (Bisnis/Paulus Tandi Bone)

Bisnis.com, JAKARTA—Produsen elektronik menunggu kebijakan pemerintah yang  bisa mendorong peningkatan daya beli masyarakat. Lesunya konsumsi disebut sebagai momok produsen elektronik saat ini.

Andry Adi Utomo, Senior General Manager Sales & Marketing PT Sharp Electronics Indonesia, mengatakan saat ini melemahnya daya beli masyarakat menjadi tantangan terberat bagi sebagian besar industri, termasuk industri elektronik.

“Daya beli konsumen yang lemah menjadi momok besar bagi industri elektronik di Indonesia pada umumnya, begitu juga dengan Sharp Indonesia. Kami menunggu kebijakan yang lebih kepada peningkatan daya beli dengan merangsang tingkat konsumsi,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (26/9/2017).

Gabungan Pengusaha Elektronik (Gabel) mencatat penjualan pada 2 bulan pertama paruh kedua tahun ini tercatat menurun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu. Peningkatan penjualan pada momen Lebaran tidak terjadi sehingga sebagian produsen mengalami penurunan.

Selain itu, dia juga menginginkan pemerintah untuk memberikan stimulus kepada produsen elektronik nasional, seperti keringanan pajak, karena telah menginvestasikan modal yang besar dan menciptakan lapangan kerja.

Perseroan melihat kondisi saat ini menjadi tantangan bagi para produsen untuk meningkatkan pangsa pasar dengan menghasilkan produk yang sesuai dengan permintaan pasar. “Kami banyak meluncurkan produk yang kompetitif,” kata Andry.

Lebih jauh, memasuki semester II tahun ini penjualan Sharp disebutkan mulai membaik dibandingkan paruh pertama, tetapi belum sebaik tahun lalu. Pada semester I/2017, Sharp mencatat penurunan penjualan sebesar 5% secara tahunan.

Melihat realisasi penjualan hingga memasuki paruh kedua, Andry menyatakan pihaknya tidak akan mengubah target pertumbuhan akhir tahun. Perseroan memproyeksi pertumbuhan hingga akhir 2017 setidaknya sama dengan pertumbuhan tahun lalu.

“Kami masih percaya akan adanya perubahan kebijakan pemerintah yang mendorong tingkat konsumsi. Di saat itu, akan terjadi recovery daya beli dan bisa menggairahkan kembali pasar elektronik yang lesu,” ujarnya.

Untuk saat ini, mesin cuci menjadi produk yang mencatatkan penjualan paling baik di antara yang lain, sedangkan televisi LED menjadi produk yang penjualannya turun. Segmen home appliance masih menjadi penyumbang terbanyak terhadap penjualan Sharp dengan porsi kontribusi sebesar 60% hingga 70%.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper