Bisnis.com, MATARAM -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar mengunjungi proyek lokasi proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Sumbawa, di Labuan Badas guna memastikan proyek tersebut berjalan sesuai dengan target yang diharapkan.
Proses pembangunan PLTMG Sumbawa sendiri telah dimulai sejak bulan Juni 2017, dan ditargetkan akan selesai pada akhir tahun 2018. Pembangunan PLTMG Sumbawa berkapasitas 50 Megawatt (MW) ini masuk ke dalam program pembangunan pembangkit 35.000 MW yang diusung oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo.
“Proyek besar seperti ini tentu harus sesuai dengan perencanaan. Dari hasil presentasi tadi, kemajuan proyek ini sesuai dengan rencana, namun tentu harus terus dijaga agar dapat selesai tepat waktu,” ujar Arcandra seperti dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com di Mataram, Senin (25/9/2017).
PLTMG ini direncakanan dapat memperkuat sistem kelistrikan di pulau Sumbawa dan merupakan proyek dalam upaya percepatan peningkatan rasio elektrifikasi, serta pertumbuhan ekonomi NTB. Pembangkit ini diperkirakan dapat melistriki hingga 110 ribu keluarga.
Pulau Sumbawa saat ini masih terbagi menjadi dua sistem kelistrikan, yaitu Sistem Bima dan Sistem Sumbawa. Sistem Bima memiliki kapasitas pembangkit mencapai 50 MW dengan beban puncak sebesar 42 MW. Sementara, untuk Sistem Sumbawa saat ini memiliki kapasitas terpasang sebesar 56 MW dengan beban puncak sebesar 38,6 MW. Dengan tambahan 50 MW dari PLTMG Sumbawa, maka pasokan listrik di Sumbawa akan bertambah hampir dua kali lipat.
"Kalau PLTMG Sumbawa selesai, cadangan daya akan tercukupi, minimal 30 persen lebih besar dari beban puncak. Tugas selanjutnya, tentu kita harus mendorong pertumbuhan bisnis atau industri agar listrik ini dapat terserap." jelas Arcandra.
Baca Juga
Rasio elektrifikasi NTB hingga Juli 2017 mencapai 81,14% sementara khusus di Pulau Sumbawa telah mencapai 85,3%. Dengan masuknya PLTMG Sumbawa diharapkan rasio elektrifikasi di NTB dapat meningkat hingga di atas 95% pada tahun 2019.
Untuk memperkuat keandalan, PLN juga sedang membangun jaringan interkoneksi Sumbawa Bima secara bertahap dan ditargetkan selesai pada tahun 2018.
Jika Sumbawa dan Bima sudah terinterkoneksi dengan jaringan transmisi, maka pasokan daya dari seluruh pembangkit dapat disalurkan ke seluruh pelanggan yang berada di Pulau Sumbawa, mulai dari Sumbawa Barat, hingga Kabupaten Bima.
Direktur PLN Bisnis Regional Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara, Djoko R. Abumanan mengatakan bahwa pembangunan ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan daya listrik, khususnya di Pulau Sumbawa.
“Harapannya, ini akan mengundang investor untuk bangun usaha di Sumbawa. Apalagi ada potensi pariwisata di sini. Jadi, mau bangun hotel atau kawasan wisata tidak perlu takut. Masalah listrik, PLN siap memenuhi kebutuhannya,” ujar Djoko.
Munculnya investasi di Pulau Sumbawa ini dinilai akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian daerah.