Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

USITC Rekomendasikan Trump Tambahkan Bea Masuk Impor Panel Surya

Otoritas Amerika Serikat menemukan adanya kerugian industri domestik akibat impor panel surya dengan harga lebih murah.
Donald Trump dan Melania Trump saat menyaksikan gerhana matahari total, Senin (21/8/2017) waktu setempat./Reuters
Donald Trump dan Melania Trump saat menyaksikan gerhana matahari total, Senin (21/8/2017) waktu setempat./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Amerika Serikat menemukan adanya kerugian industri domestik akibat impor panel surya dengan harga lebih murah.

US International Trade Commission (USITC) merekomendasikan kepada Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan bea masuk tambahan bagi impor panel surya sejalan dengan upaya melindungi produsen kecil di Negeri Paman Sam.

Keempat komisaris USITC telah memutuskan untuk merekomendasikan adanya bea masuk tambahan atau perlindungan perdagangan lainnya pada Jumat (22/9/2017) waktu setempat.

Keputusan itu menyusul keluhan produsen domestik, Suniva Inc, atas masuknya impor panel surya murah yang membuat industri tertekan.

Dalam petisinya, Suniva menyoroti panel surya berasal dari luar negeri seperti China dan negara Asia lainnya membuat produsen di dalam negeri menjadi sulit bersaing. Perusahaan itu merapatkan barisan bersama produsen sejenis asal Jerman, SolarWorld AG.

Namun, rencana penerapan perlindungan perdagangan itu ditentang The Solar Energy Industries Association (SEIA). Asosiasi menilai penerapan kebijakan tersebut justru akan membunuh industri domestik.

“Kami telah memperingatkan bahwa industri surya akan kehilangan 88.000 pekerjaan, atau sepertiga dari angkatan kerjanya, jika perlindungan besar yang diajukan Suniva dalam petisinya diimplementasikan,” ujar Asosiasi seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (23/9/2017).

SEIA memperkirakan banyak proyek pengembangan dan instalasi panel surya yang tidak selesai jika tarif impor dinaikkan. Pasalnya, pasokan tersebut telah menekan biaya pemasangan hingga 70% sejak 2010.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper