Bisnis.com, JAKARTA—PT Bio Farma (Persero) membidik pertumbuhan omzet sebesar dua digit pada tahun ini.
M. Rahman Rustan, Direktur Pemasaran Bio Farma, mengatakan sepanjang tahun lalu omzet yang diraup perseroan tercatat senilai Rp2,7 triliun dengan kapasitas produksi sekitar 3 miliar dosis.
"Tahun ini target omzet kami Rp3 triliun. Pasar dalam negeri menjadi prioritas kami," ujarnya di Jakarta, Rabu (20/9/2017).
Kebutuhan vaksin dalam negeri disebutkan masih sangat besar dengan angka kelahiran bayi yang menyentuh angka 5 juta bayi per tahun. Selain itu, jumlah anak usia sekolah sebanyak 12 juta jiwa dan wanita usia subur sebanyak 32 juta jiwa juga menjadi pasar yang harus dipenuhi kebutuhan vaksinnya oleh perseroan.
Rahman menjelaskan sebagai BUMN dan produsen vaksin dan antisera satu-satunya di Indonesia, Bio Farma memasok seluruh kebutuhan pemerintah. Dengan harga jual yang telah ditetapkan oleh pemerintah, margin keuntungan yang didapat perseroan pun tipis. Untuk mendorong laba, Bio Farma menjual produknya ke luar negeri.
Saat ini, sebanyak 132 negara telah mengimpor vaksin dari Bio Farma, termasuk 49 negara anggota OKI (Organisasi Kerja Sama Islam). "Saat ini 60% omzet kami disumbang oleh ekspor," kata Rahman.
Ke depan, perseroan berencana untuk memperluas pasar di dalam negeri melalui peningkatan kerja sama dengan rumah sakit swasta. Kontribusi pasar nasional ke omzet perusahaan akan dinaikkan menjadi 50%.
Lebih jauh, Rahman menyebutkan industri vaksin nasional menjadi salah satu pemain besar di dunia. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang diakui sebagai pemasok vaksin di kawasan Asia Tenggara oleh WHO.
WHO juga mencatat Indonesia menjadi salah satu negara yang mendominasi pasokan vaksin dunia bersama dengan India, Belgia, Prancis, dan Korea Selatan. Untuk pemasok vaksin ke negara Islam, Indonesia menjadi produsen besar bersama China dan India. "Sebesar 2/3 kebutuhan vaksin polio dunia dipasok oleh Indonesia," katanya.