Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Belanda Jajaki Pembangkit Arus Laut di NTT

Kementerian ESDM mendapatkan tawaran pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut di Nusa Tenggara Timur dengan harga kompetitif.
Kapal pembangkit listrik terapung Karadeniz Powership Gokhan Bey beroperasi di perairan Bolok, Kupang, NTT, Kamis (20/7)./ANTARA-Widodo S Jusuf
Kapal pembangkit listrik terapung Karadeniz Powership Gokhan Bey beroperasi di perairan Bolok, Kupang, NTT, Kamis (20/7)./ANTARA-Widodo S Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian ESDM mendapatkan tawaran pengembangan pembangkit listrik tenaga arus laut di Nusa Tenggara Timur dengan harga kompetitif.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan bahwa tawaran tersebut langsung datang dari Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya pada bulan lalu. Frans mengusulkan kepada Jonan bahwa ada perusahaan Belanda yang bersedia membangun pembangkit listrik tersebut.

Namun, tawaran tersebut ditolak Jonan lantaran harga yang ditawarkan sangat tinggi, yakni mencapai US$16 sen per kilowatt hour (kWh). Menurut Jonan, pihaknya bersedia untuk melakukan diskusi apabila penawaran awalnya di bawah US$10 sen per kWh.

Akhirnya, tawaran kedua datang kemarin. Harga yang disodorkan jauh di bawah tawaran pertama, yakni hanya US$7,18 sen per kWh.

"Ternyata, studi pertamanya dia arus laut di Selat Larantuka kecepatannya rata-rata di bawah 2,8 meter per detik. Setelah distudi lagi, mereka mendapatkan rata-rata di atas 4 meter per detik. Bahkan, di beberapa titik bisa mencapai 5 meter per detik," katanya dalam  pembukaan IndoEBTKE ConEx 2017 di Balai Kartini, Rabu (13/9).

Jonan yakin, dengan harga yang ditawarkan tersebut, PLN sanggup membeli listriknya hingga 20 megawatt (MW).

"Jadi, ini refleksi besar bahwa teknologi berkembang dan harganya makin kompetitif. Ini tantangannya bersaing dengan energi fosil. Kami yakin dalam waktu singkat tarif renewable energy bisa bersaing dengan energi fosil. Buktinya, 7,18 sen per kWh untuk arus laut," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lucky Leonard
Editor : Sepudin Zuhri
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper