Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waskita Realty Garap 4 Proyek Properti TOD

PT Waskita Karya Realty memastikan akan menggarap empat proyek properti berkonsep transit oriented development (TOD) di lokasi stasiun.
Ilustrasi rumah susun di Jakarta/Antara-Galih Pradipta
Ilustrasi rumah susun di Jakarta/Antara-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - PT Waskita Karya Realty memastikan akan menggarap empat proyek properti berkonsep transit oriented development (TOD) di lokasi stasiun bekerja sama dengan PT Kereta Api Indonesia (KAI) hingga akhir tahun ini.

Direktur Utama PT Waskita Karya Realty Tukijo mengatakan pihaknya telah memperoleh penugasan untuk mengerjakan proyek TOD di stasiun Bogor seluas 6,6 ha, stasiun Bekasi seluas 3 ha, jalur ganda Bogor-Sukabumi serta satu stasiun yang tengah dikaji penugasannya.

Pada tahap awal dua proyek masing-masing di Stasiun Bekasi akan menelan investasi Rp800 miliar, selanjutnya di Bogor senilai Rp1,6 triliun.

“Di Bekasi kemarin kami kan rencananya dengan swasta 16 ha, tapi tidak menemui kesepakatan, sehingga diputuskan kami akan mengerjakan di stasiun Bekasi milik KAI,” katanya kepada Bisnis usai penandatanganan nota kesepahaman TOD Stasiun Bogor pada Senin (11/9/2017).

TOD merupakan salah satu pendekatan pengembangan kota yang mengadopsi tata ruang campuran dan maksimalisasi penggunaan angkutan massal.

Tukijo menambahkan setelah penandatanganan nota kesepahaman untuk stasiun Bogor, akan ditindaklanjuti dengan mulainya konstruksi yang ditargetkan terlaksana pada Oktober nanti.

Selanjutnya menyusul pengembangan stasiun di jalur ganda kereta Bogor-Sukabumi yang ditawarkan oleh Kementerian Perhubungan pada November, serta stasiun Bekasi pada Januari tahun depan.

Adapun untuk stasiun Bogor rencananya akan dibangun delapan menara yang merangkum 1.500 unit hunian vertikal. Rencananya konsep TOD di stasiun Bogor akan mencakup komersial area, apartemen, serta hunian bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang dialokasikan 30%.

Direktur Utama PT Waskita Karya M. Choliq mengatakan pendanaan untuk proyek TOD akan dirogoh dari kas internal karena permodalan yang dimiliki perseroan cukup kuat.

“Ekuitas Waskita tahun ini diperkirakan sudah Rp30 triliun. Selain jalan tol, sebagian besar juga akan kami alokasikan untuk properti,” katanya.

Menurut Choliq, proyek ini menunjukkan bahwa sebetulnya potensi aset yang dimiliki oleh KAI sangat besar dan apabila model hunian ini berhasil dilakukan dan dilanjutkan dengan model berikutnya, maka akan ada pembenahan kualitas dan gaya hidup masyarakat bisa berbenah.

 Hadir dalam kesempatan yang sama, Menteri BUMN Rini Soemarno menargetkan pembangunan proyek TOD Waskita secara keseluruhan rampung pada 2019.

Rini melanjutkan akan membentuk anak usaha yang bertugas sebagai bank rumah untuk mengawasi peruntukan hunian bagi MBR supaya tepat sasaran.

“Karena tujuannya supaya masayarakat tinggal dekat transportasi publik. Sering kali pembangunan rumah MBR kalau tidak dijaga ada yang satu keluarga beli dua, dan bisa berubah menjadi hunian kelas menengah,” katanya.

Pihaknya telah membicarakan tentang pengelolaan ini kepada Bank BTN sebagai bank rumah untuk MBR.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan banyak stasiun lainnya yang bisa dijadikan pengembangan properti berkonsep TOD. Bahkan, TOD juga mungkin diciptakan bukan di stasiun yang saat ini telah tersedia atau dengan kata lain menciptakan proyek komerisal yang diprakarsai pihak lain.

Sebelum Waskita, Perum Perumans juga telah memulai pembangunan rumah susun milik (rusunami) dengan konsep TOD di Tanjung Barat sebagai bentuk kerja sama antara Perum Perumnas dan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dalam menyediakan hunian layak dengan harga terjangkau bagi masyarakat.

Rusunami TOD ini bentuk inovasi hunian yang terintegrasi dengan transportasi umum, khususnya commuter line Jakarta-Depok-Bogor.

Perumnas dan PT KAI menginvestasikan Rp 705 miliar untuk membangun tiga menara rusun di atas lahan seluas 1,5 hektare yang akan dilengkapi antara lain dengan tempat ibadah, ruang pertemuan, sarana bermain anak, dan area komersial.

Setiap tower akan terdiri dari 29 lantai, dengan total 1.232 unit di mana 289 unit akan diperuntukkan secara khusus bagi MBR. Pembangunannya ditargetkan dapat diselesaikan dalam 2 tahun.

"Konsep ini adalah inovasi dalam penyediaan rumah vertikal dilokasi strategis. Kalau kita bangun rumah tapak sebanyak 1.200 unit, lahan yang diperlukan sangat luas dan tidak semua bisa dibangun, karena 40% dibatasi koefisien lantai bangunan dan diperuntukan bagi ruang terbuka hijau," jelas Menteri Basuki.

Kementerian BUMN melalui Perum Perumnas sendiri menargetkan membangun 50 TOD di seluruh Indonesia. Bulan depan Perum Perumnas juga akan memulai pembangunan rusun TOD di Pondok Cina dan Klender.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper