Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Di Jepang, Susi Tagih Komitmen Investasi

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali berkunjung ke Jepang sebagai tindak lanjut rencana kerja sama pemerintah Indonesia dengan Jepang yang telah pernah dibahas pada kunjungan April.
 Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan program kerja saat Rapat Kerja dengan Komisi IV di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/7)./ANTARA-M Agung Rajasa
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan program kerja saat Rapat Kerja dengan Komisi IV di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (11/7)./ANTARA-M Agung Rajasa

Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti kembali berkunjung ke Jepang sebagai tindak lanjut rencana kerja sama pemerintah Indonesia dengan Jepang yang telah pernah dibahas pada kunjungan April.

Siaran pers Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jumat (25/8/2017), menyebut Susi bertemu Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono dengan tujuan melanjutkan pembahasan rencana bantuan di bidang perikanan yang akan diberikan Tokyo kepada Jakarta.

Kepada Taro, Susi menyampaikan Indonesia membuka peluang investasi bagi negara Jepang, terutama di bidang infrastruktur dan teknologi.

“Saya ingin Jepang juga mulai berinvestasi di Indonesia. Kami buka sebesar-besarnya," kata Susi.

Menurut Susi, pada 60 tahun hubungan diplomasi Indonesia dengan Jepang pada 2018, hubungan kedua negara akan semakin erat. Dukungan infrastruktur dan teknologi dari Jepang dapat diberikan agar Indonesia memiliki kekuatan lebih dalam mengeksploitasi dan pemasaran hasil perikanannya.

“Reformasi di bidang perikanan bukanlah hal mudah, apalagi dengan tekanan regional, di mana pasar regional selama ini mendapat pasokan ikan dari hasil curian wilayah Indonesia. Indonesia butuh teknologi yang lebih baik untuk mempertahankan dan mengelola sumber daya perikanan yang kami miliki,” ujar Susi.

Di tengah kesulitan beberapa negara pelaku illegal fishing memenuhi pasokan kebutuhan ikan di negara mereka, Susi merasa Indonesia harus meningkatkan kemampuan dalam mengelola perikanan Indonesia sebelum membuka peluang investasi bagi negara-negara tersebut. Tujuannya, agar Indonesia dapat memenuhi kebutuhan pangan tanpa terjajah para pencuri ikan.

“Semoga dengan terwujudnya kerja sama ini, bersama-sama kita dapat menghadapi tantangan ketahanan pangan ke depan. Jika laut tidak dikelola dengan baik, ini akan menjadi permasalahan bagi semua negara,” kata Susi.

Taro Kono mengaku terkesan dengan upaya yang dilakukan Indonesia dalam mempertahankan sumber daya kelautan dan perikanan. Untuk itu, dia menyatakan Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) siap bekerja sama dengan Indonesia dengan melakukan riset untuk proyek pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu (SKPT) di enam lokasi.

“Dalam waktu dekat, kami akan mengadakan seminar terkait teknologi yang dapat digunakan untuk mempertahankan sumber daya perikanan dari praktik IUU fishing. Jepang siap bekerja sama dengan Indonesia sebagai bentuk apresiasi atas usaha Indonesia memberantas IUU Fishing,” imbuh Taro.

Pada pertemuan tersebut, Susi juga meminta Jepang mendukung ocean right, yakni hak di mana sebuah negara dapat berganti pimpinan dan pola pemerintahan, tanpa mengubah dan menghentikan peraturan perlindungan kelautan dan perikanan.

“Kami meminta dukungan Jepang untuk menggulirkan ide tersebut (ocean right) pada Ocean Conference 2018 mendatang,” papar Susi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper