JAKARTA—Persoalan bahan baku masih menjadi tantangan bagi pabrikan makanan dan minuman di India dan Indonesia.
Ini menggerakkan India untuk mengajak Indonesia memperkuat kerja sama pada pengembangan sektor hulu industri makanan dan minuman. Persoalan kelangkaan bahan baku domestik merupakan permasalahan inti bagi kedua negara.
Menteri Industri Pengolahan Makanan India Sadhvi Niranjan Jyoti menyatakan kedua negara perlu saling meningkatkan investasi pada subsektor yang masih mengalami defisit bahan baku. Menurutnya, kedua negara juga perlu saling memberikan penjaminan struktur biaya produksi yang rendah satu sama lain.
“Kami mengetahui salah satu keinginan Presiden Joko Widodo adalah untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi biaya. Salah satunya tentu bagaimana memproduksi makanan minuman olahan kualitas tinggi dengan biaya paling murah,” ujarnya dalam roadshow perhelatan World Food India di Jakarta, Selasa (22/8).
Produsen food & beverages di India banyak mengimpor komoditas bahan baku asal Indonesia, seperti misalnya komoditas sawit. Sebaliknya, pabrikan makanan minuman Indonesia masih begitu banyak bergantung terhadap bahan baku produk makanan minuman dari India, seperti gula dan garam.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Adhi S. Lukman menyatakan kelangkaan bahan baku menjadi penyebab industri lokal ketergantungan terhadap produk impor. “Maka penguatan di sektor hulu makanan minuman yang mesti dikejar,” ujarnya.
Menurutnya, Indonesia dan India punya kesamaan dalam komposisi kelas menengah yang begitu mendominasi di dalam populasi. Tingginya komposisi penduduk kelas menengah memebentuk permintaan yang berkelanjutan untuk produk makanan dan minuman.