Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peta E-Comerce: Pemain Lokal Siap-siap Sambut Mitra Asing

Pasar Asia Tenggara kian seksi di mata para taipan bisnis perdagangan lewat dunia maya.
Karyawati berjalan di kantor Tokopedia, di Jakarta./Bloomberg-Dimas
Karyawati berjalan di kantor Tokopedia, di Jakarta./Bloomberg-Dimas

Bisnis.com, JAKARTA - Pasar Asia Tenggara kian seksi di mata para taipan bisnis perdagangan lewat dunia maya. Akhir bulan lalu Amazon.com, Inc. menjajaki pasar Singapura dengan peluncuran layanan Prime Now; yang merupakan servis pengiriman barang perdana dalam waktu 2 jam dari perusahaan itu.

Naga-naganya, Negeri Singa tidak akan menjadi langkah terakhir Amazon dalam upaya memenetrasi pasar Asia Tenggara; khususnya Indonesia. Terbukti, perusahaan-perusahaan Tanah Air sudah mulai siaga dalam menghadapi masuknya para raksasa e-commerce asing.

Perusahaan-perusahaan perdagangan elektrik di Indonesia berlomba-lomba menguatkan performa baik dalam hal transaksi, pengunjung per bulan, instalasi aplikasi, maupun aktivitas di media sosial guna menaikkan peluang dilirik bermitra oleh e-commerce asing besar.

Gejala akan semakin maraknya investasi perdagangan surel di Indonesia mulai tampak sejak Mei. Saat itu, Garena (sekarang dikenal sebagai SEA) mendapat suntikan modal segar senilai US$500 juta untuk memperbesar perusahaan e-commerce mereka di Indonesia; Shopee.

Pekan lalu, perusahaan gigantis China, Alibaba, juga mengumumkan rencana pengucuran dana US$1,1 miliar atau sekitar Rp14,7 triliun ke Tokopedia; yang merupakan salah satu korporasi marketplace terbesar di Indonesia.

Lantas seperti apa persiapan perusahaan-perusahaan e-commerce di Indonesia untuk menyambut datangnya para calon mitra raksasa dari luar negeri itu? Ada beberapa temuan menarik yang dihimpun oleh iPrice Group dalam laporan Peta E-Commerce Indonesia V.3.0.

Data terbaru yang dikumpulkan selama April—Juni 2017 itu mengungkapkan Lazada masih menjadi e-commerce pemenang dalam hal jumlah pengunjung situs jejaring (website). Rerata pengunjung bulanan Lazada adalah 58.33 juta, di atas Tokopedia sebanyak 50,66 juta.

Jika dibandingkan pada periode sebelumnya (Januari—Maret 2017), selisih antara kedua kompetitor marketplace terbesar di Indonesia itu semakin melebar. Pada tiga bulan pertama tahun ini, jumlah kunjungan ke Lazada adalah 51,13 juta, sedangkan Tokopedia 46,5 juta.

Senior Content Marketer iPrice Andrew Prasatya menjelaskan data tersebut merupakan indikasi bahwa Lazada tengah bersiap-siap bersolek untuk memikat calon mitra potensial dari luar negeri.

“Kami percaya Lazada sudah ‘mencium’ tanda-tanda Amazon akan segera masuk ke Indonesia. Maka dari itu, mereka berusaha meningkatkan kualitas website dan juga layanan yang mereka miliki,” ungkapnya kepada Bisnis.

Menurut data Kissmetric (perusahaan analisis perilaku konsumen), salah satu hal yang diinginkan pelanggan dari sebuah situs perdagangan elektrik adalah kecepatan akses. Dalam hal tersebut, Lazada menjadi yang terdepan dengan kecepatan membuka halaman selama 3,50 detik, disusul Bukalapak dan Tokopedia masing-masing 7,48 detik dan 7,49 detik.

Di bawah Lazada, Tokopedia terus merongrong sebagai pemain e-commerce lokal terkuat. Andrew menjelaskan dibandingkan pemain lokal lain, Tokopedia selalu berada di posisi dua teratas di 5 dari 6 parameter Peta E-Commerce yaitu pengunjung bulanan, instalasi aplikasi, Twitter, Facebook, dan kayawan.

Sepanjang triwulan II/2017, pengunjung bulanan Tokopedia mencapai 50,55 juta, instalasi aplikasinya 10 juta, aktivitas Twitter 277.000, Facebook 3,35 juta, dan jumlah karyawannya menyentuh 1.076 tenaga kerja.

“Data-data itu menjadikan Tokopedia perusahaan e-commerce terkuat kedua di Indonesia [setelah Lazada]. Inilah yang menjadi alasan pendukung mengapa Alibaba berinvestasi di sana. Alibaba ingin mendominasi pasar Indonesia sebelum Amazon pada akhirnya masuk.”

Andrew melanjutkan dari semua parameter yang digunakan di data iPrice, didapatkan hasil 10 besar e-commerce di Indonesia. Empat teratas didominasi pemain-pemain lama. Berturut-turut mereka adalah Lazada, Tokopedia, Bukalapak, dan Mataharimall.

“Belum ada riset lebih lanjut mengapa keempatnya bisa selalu berada di 10 besar. Namun, kami percaya ini merupakan kombinasi dari kualitas situs yang baik, katalog produk yang banyak, relasi pelanggan, dan juga budaya perusahaan yang baik,” imbuhnya.

FENOMENA LAIN

Salah satu temuan menarik adalah Alfacart sudah tidak ladi berada di posisi 10 besar. Padahal, pada periode sebelumnya rata-rata jumlah pengunjung bulanan Alfacart mencapai 17 juta. Namun, pada triwulan kedua, angka tersebut melorot ke level 2,5 juta.

Menurut Andrew, keputusan Alfacart untuk mengubah model bisnis dan memutus hubungan kerja lebih dari 80 karyawan menjadi beberapa faktor yang memengaruhi penurunan performa perusahaan e-commerce tersebut.

Pada perkembangan lain, Hijup masih menjadi e-commerce juara di Instagram dengan jumlah pengikut 595.000. Namun, secara umum, Zalora masih merajai sektor e-commerce fesyen. Zalora unggul dalam hal jumlah kunjungan bulanan, instalasi aplikasi, dan Facebook.

Sementara itu, e-commerce yang tercatat memiliki performa terbaik di platform medsos Facebook dan Twitter adalah Blibli. Perusahaan tersebut unggul dalam hal tipe konten yang memberi manfaat lebih bagi para pengikut mereka di medsos, serta relasi dan interaksi dengan pelanggan yang baik.

“Kami membandingkan waktu respons antara Blibli dan Tokopedia pada akun Facebook masing-masing. Di Tokopedia rerata waktu yang dibutuhkan untuk mendapat respons adalah satu jam, tetapi di Blibli para pelanggan bisa mendapat respons kurang dari sejam.”

Perbaikan dan peningkatan performa perusahaan-perusahaan perdagangan elektrik di Indonesia merupakan daya tarik bagi para taipan e-commerce dari luar negeri dan sinyal baik bagi pelayanan konsumen.

Seperti kata William Tanuwijaya, CEO Tokopedia yang baru mendapat dana segar triliunan rupiah dari Alibaba, investasi dari taipan asing merupakan dorongan untuk mengakselerasi pertumbuhan e-commerce lokal dengan cara membangun pusat riset terbesar di Asean.

“Kami percaya bahwa kemitraan ini akan mempercepat terwujudnya misi kami dalam menggerakkan pemerataan ekonomi secara digital,” ungkapnya di sela-sela perayaan hari jadi ke-8 perusahaannya pertengahana pekan ini.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper