Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indofood Genjot Kapasitas Produksi

PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki sisa alokasi belanja modal senilai Rp7 triliun untuk mendorong kapasitas sejumlah pabrik pada semester kedua tahun ini.
Direktur Utama Indofood Sukses Makmur Franciscus Welirang/Bisnis
Direktur Utama Indofood Sukses Makmur Franciscus Welirang/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA—PT Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki sisa alokasi belanja modal senilai Rp7 triliun untuk mendorong kapasitas sejumlah pabrik pada semester kedua tahun ini.

Direktur Indofood Sukses Makmur Fransiscus Welirang menyatakan perseroan berencana menyalurkan sisa alokasi belanja modal untuk peningkatan kapasitas pabrik pengemasan, susu, es krim, mi instan, dan tepung terigu.

“Utilisasinya sudah cukup tight, malah tepung terigu utilisasinya sudah penuh. Makanya penambahan kapasitas perlu segera dilakukan,” ujarnya di Bursa Efek Indonesia,  Rabu (9/8).

Menurutnya, empat lini produksi yang terpasang pada pabrik terigu perseroan mampu memproduksi sebanyak 1.200 ton terigu setiap hari. Perseroan bakal memasang lini produksi baru untuk menambah kapasitas sebesar 750 ton terigu per hari. “Penambahan kapasitas itu termasuk ke dalam perencanaan tahun ini.”

Indofood optimistis mampu memenuhi target kenaikan penjualan pada paruh kedua tahun ini. Franky menyatakan kinerja penjualan pada semester pertama melambat mengingat periode libur lebaran lebih panjang dari biasanya.

Menurutnya, pelemahan daya beli masyarakat menjadi sulit dibuktikan dengan begitu banyaknya libur yang jatuh pada semester pertama tahun ini.  “Memang kalau dilihat seperti ada deakselerasi karena liburnya relatif lebih panjang. Tapi kalau dilihat sales per day Indofood sebenarnya justru naik 7%, itu kan cukup baik.”

Franky menyatakan memang ada indikasi bergesernya pola dan preferensi konsumen pada produk consumer. Hanya saja, hal itu tak berkaitan langsung dengan turunnya angka penjualan.

“Memang ada perubahan preferensi konsumen, itu memang terjadi. Tapi kalau dikatakan daya beli turun, ya enggak betul juga sebenarnya. Pengusaha mesti lihat transaksi hariannya, pasti tidak jauh berbeda,”

Indofood mencatatkan kenaikan penjualan bersih pada semester pertama tahun ini senilai Rp35,65 triliun, atau naik 4,6% dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu senilai Rp34,08 triliun. Laba operasional perseroan naik 13,6% menjadi Rp4,56 triliun pada periode yang sama. Laba periode berjalan Indofood tercatat senilai Rp 2,27 triliun, atau naik 1,8% dari semester pertama tahun lalu senilai Rp2,23triliun.

Posisi utang perseroan tercatat senilai Rp26 triliun atau turun 9% yoy dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu. Beban utang perseroan terdiri atas pinjaman domestik sebesar 63%, sedangkan sisanya sebesar 37% merupakan pinjaman valas. Komposisi pinjaman perseroan terdiri atas 53% utang jangka panjang dan 47% utang jangka pendek.

Franky berpandangan bank sentral perlu mengkaji pelonggaran kebijakan moneter untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi pada semester kedua. “Saya memang bukan ekonom, tapi mungkin perlu dilihat supaya rate pinjaman dan deposit bisa lebih diperlonggar. Darah utamanya ekonomi itu kan ya saluran likuiditas, kalau likuiditas terkunci ya dampaknya dunia bisnis semakin terikat.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper