Bisnis.com, JAKARTA—Pertumbuhan sektor manufaktur sebesar 3,54% yoy pada kuartal kedua 2017.
Angka itu lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 4,24% yoy.
Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menyatakan pertumbuhan tersebut kurang menggembirakan mengingat kinerja industri berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
“Pertumbuhan industri pada kuartal kedua hanya 3,54%, kurang menggembirakan. Dalam posisi ideal, harusnya sumbangan industri lebih besar untuk mengangkat pertumbuhan ekonomi,” ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (7/8).
Angka pertumbuhan manufaktur itu juga lebih lambat dibandingkan kinerja pada kuartal kedua tahun lalu sebesar 4,63%.
Tren pertumbuhan sektor manufaktur masih bergerak di bawah pertumbuhan ekonomi nasional selama beberapa waktu ke belakang. Pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal kedua 2017 mencapai 5,01%.
Baca Juga
Peran sektor manufaktur pada kuartal kedua 2017 tercatat sebesar 20,26% terhadap PDB. Pada kuartal sebelumnya, peran manufaktur mencapai 20,48% terhadap PDB. Pada kuartal kedua tahun lalu, perannya mencapai 20,66% terhadap PDB.
“Share industri terhadap PDB kalau dilihat 10 tahun ke belakang, semakin bisa dilihat tren turunnya seberapa jauh. Saya bisa katakana terjadi perlambatan dan sharenya perlu ditingkatkan,” ujarnya.
Suhariyanto menyatakan salah faktor yang menahan kinerja industri pengolahan merupakan kinerja lonjakan barang impor. “Industri menghadapi tantangan berat, terutama karena bersaing dengan barang-barang impor yang melonjak dari China.”
Kinerja sejumlah subsektor tercatat melampaui kinerja pertumbuhan industri pada kuartal kedua lalu. Salah satunya merupakan industri makanan minuman yang tumbuh sebesar 7,19%. Pertumbuhan industri makanan minuman pada kuartal sebesar 8,25%.
Di samping itu, kinerja industri farmasi juga melebihi pertumbuhan industri, yaitu sebesar 7,38%. Sebelumnya, pertumbuhan industri farmassi pada kuartal sebelumnya sebesar 8,85%.
Sementara itu, pertumbuhan industri tekstil sebesar 3,65% pada kuartal kedua 2017. Pertumbuhan itu melebihi kinerja pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 0,16%.