Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat IPB : Pemerintah Harusnya Antisipasi Kelangkaan Garam dari Dulu

Guru Besar Institut Pertanian Bogor Hermanto Siregar meminta pemerintah segera mengantisipasi kelangkaan garam yang menjadi polemik akhir-akhir ini.
Petani memanen garam di Desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (31/7)./ANTARA-Dedhez Anggara
Petani memanen garam di Desa Santing, Losarang, Indramayu, Jawa Barat, Senin (31/7)./ANTARA-Dedhez Anggara

Bisnis.com, JAKARTA -- Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar meminta pemerintah segera mengantisipasi kelangkaan garam yang menjadi polemik akhir-akhir ini.

"Dari 20 tahun yang lalu seharusnya Indonesia sudah bisa mengantisipasi kelangkaan garam seiring penduduk yang semakin bertambah sehingga bisa dihitung kebutuhanya dari tahun ke tahun," ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Minggu (6/8/2017),.

Hermanto menuturkan dalam beberapa tahun ini kapasitas produksi garam nasional hampir tidak ada penambahan yang siginifikan, sehingga mengindikasikan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) harus mampu melakukan pembinaan terhadap petani garam untuk mengangkat hasil produksi garam lokal.

"Dari situ aja sebetulnya sudah merupakan indikasi, mestinya dilakukan pembinaan petani garam ya oleh kementerian yang langsung terkait ya kementerian perikanan dan kelautan dong, karena turunannya ada disitu (KKP)," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa program Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) belum efektif. Menurutnya PUGAR baru seperti wacana proyek saja, bukan sesuatu yang betul-betul disiapkan seperti keseriusan pemerintah dalam membangun infrastruktur.

Dalam catatan Bisnis, kalangan petambak menyatakan stok garam rakyat masih sedikit memasuki musim panen sehingga menyebabkan kelangkaan garam konsumsi di sejumlah daerah.

Sejumlah sentra garam di Madura, misalnya, baru mulai panen, seperti Sumenep yang baru memproduksi 7.000 ton dari tambak seluas 2.000 hektare di kabupaten itu.

Selain itu, di Pamekasan yang baru menghasilkan 1.500 ton dari luas tambak 888 ha. Adapun Sampang baru mendulang panen 1.200 ton dari lahan seluas 4.256 ha. Kelangkaan garam di Indonesia tersebut sebelumnya diduga karena adanya permainan kartel.

Namun, Hermanto mengatakan alasan tersebut sulit diterima, jika produksi garam banyak dan mencukupi maka praktik kartel tersebut tidak akan efektif.

Dia mengatakan solusi terbaik yang harus dilakukan yakni memang harus meningkatkan basis produksi garam, membina petani garam agar mampu bertani dengan baik, selain itu dukungan teknologi juga menjadi hal yang harus dilakukan pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Khoer
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper