Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, menyatakan situasi pelabuhan Tanjung Priok tetap kondusif meskipun ada aksi mogok pekerja Jakarta International Container Terminal (JICT) mulai Kamis (3/8/2017).
Kepala OP Tanjung Priok I Nyoman Gede Saputera mengatakan pelayanan kapal yang seharusnya dilakukan di JICT juga sudah bisa dilayani diterminal ekspor impor lainnya di Pelabuhan Priok.
"Kalau soal pelayanan kapal dan bongkar muat masih berjalan normal dan terlayani dengan baik.Memang kalau di JICT nya sendiri takada pelayanan apa pun untuk sementara karena ada aksi mogok itu," ujarnya kepada Bisnis.
Nyoman mengatakan sebagai bukti pelayanan kapal berjalan dengan kondusif hari ini, ada setidaknya empat kapal yang seharusnya dilayani di terminal JICT sudah dialihkan pelayanannya pada pagi hari ini ke terminal lain seperti NPCT-1, TPK Koja, dan Terminal 3 Pelabuhan Priok.
Kapal yang dialihkan layanannya dari JICT ke TPK Koja yakni MV Deva (CMA Line) dengan muatan atau bongkar 2.000 boks kontainer, MV Hong Kong Bridge (SKR Line) bermuatan 2.520 boks.
Kemudian yang dialihkan ke New Priok Container Terminal One (NPCT-1) adalah MV GH.Zonda 5 (MCC Line) dengan muatan 1.121 boks yang terdiri dari bongkar 402 boks dan muat 719 boks. Sedangkan kapal yang dialihkan ke Terminal 3 Pelabuhan Priok ial;ah MV Star River (MOL Line). "Semua kapal itu sejak pagi sudah dilakukan pelayanan bongkar muatnya dan sore hari sudah selesai."
Saat disinggung soal kerugian atas adanya aksi mogok pekerja JICT itu, Nyoman mengatakan hanya terjadi kehilangan pendapatan/potensial loss karena pendapatan dari layanan kapal yang seharusnya diperoleh JICT, namun kini berpindah ke terminal lain.
"Kalau soal kerugian itu domainnya JICT. Kami hanya memastikan agar pelayanan kapal dan bongkar muat tetap berjalan seperti biasa, makanya kami lakukan pengalihan layanan sebagai bentuk contingency plan. Kalau ada kendala sedikit di lapangan kami anggap masih wajarlah karena pastinya ada dampak dari aksi mogok itu," paparnya.
Mulai pukuk 07.00 WIB, ratusan pekerja JICT melakukan aksi mogok kerja. Perkiraan kerugian akibat mogok JICT mencapai ratusan miliaran rupiah.
"Patut diduga direksi sengaja mengorbankan kepentingan nasional untuk memberangus kritik pekerja JICT," ujar Sekjen Serikat Pekerja JICT M. Firmansyah di sela-sela aksi mogok tersebut.