Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Karet Sambut Positif Rencana Barter dengan Sukhoi

Pelaku usaha karet menyambut positif rencananya ada barter atau imbal dagang yang dilakukan antara Rusia dan Indonesia.
Sukhoi-SU 30/airforceworld.com
Sukhoi-SU 30/airforceworld.com

Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha karet menyambut positif rencananya ada barter atau imbal dagang yang dilakukan antara Rusia dan Indonesia.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo mengatakan menyambut positif upaya pemerintah. Pasalnya, langkah tersebut dinilainya dapat membuka jalur penjualan karet Indonesia.

“Jadi memang bila pemerintah membuka jalur untuk penjualan karet dalam program governement to government ini tentu kita hargai sebagai langkah membuka pasar nontradisional untuk Karet Indonesia,” paparnya kepada Bisnis.com melalui pesan singkat, Kamis (3/8).

Moenardji menyebut saat ini ekspor karet Indonesia ke Negeri Beruang Merah masih kecil. Dia berharap dengan adanya rencana tersebut terjadi peningkatan nilai ekspor untuk komoditas itu.

Kendati demikian, dia mengaku belum mendapatkan penjelaskan lebih lanjut dari pemerintah. Pihaknya masih menunggu arahan lebih lanjut jika memang kesepakatan tersebut jadi direalisasikan.

Kementerian Perdagangan mencatat ekspor karet dan produk dari karet Indonesia berada dalam tren negatif dalam rentang 2012—2016. Nilai ekspor komoditas itu selama lima tahun terakhir tergerus 15%.

Sementara itu, ekspor karet dan produk dari karet mengalami pertumbuhan sebesar 5% secara year on year pada periode Januari 2017—Mei 2017. Nilai ekspor karet naik dari US$2,18 juta menjadi US$3,61 juta.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sebelumnya mengungkapkan Indonesia akan menindaklanjuti rencana imbal dagang yang diajukan oleh perusahaan asal Rusia, Rostec. Pihak perseroan menyatakan ingin melakukan barter pesawat Sukhoi SU-35 dengan karet dari Indonesia.

Pembahasan tersebut akan dilakukan dalam kunjungan delegasi Misi Dagang RI ke Rusia pada 3 Agustus 2017 hingga 5 Agustus 2017. Enggartiasto menyebut rencana tersebut telah mendekati tahap akhir.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper