Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Nasehat DPR dan Pengusaha Kepada Satgas Pangan

Wakil Ketua Komisi VI DPR Viva Yoga Mauladi mengharapkan Satgas Pangan menggunakan data yang akurat karena memiliki fungsi yang sangat penting untuk mengawasi sejumlah kebutuhan pokok warga.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (tengah) berbincang dengan pengusaha beras saat mengunjungi Pasar Induk Cipinang, di Jakarta, Jumat (28/7)./ANTARA-Galih Pradipta
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (tengah) berbincang dengan pengusaha beras saat mengunjungi Pasar Induk Cipinang, di Jakarta, Jumat (28/7)./ANTARA-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VI DPR Viva Yoga Mauladi mengharapkan Satgas Pangan menggunakan data yang akurat karena memiliki fungsi yang sangat penting untuk mengawasi sejumlah kebutuhan pokok warga.

"Tugas Satgas itu untuk melakukan stabilisasi harga secara nasional, menjamin ketersediaan, keterjangkauan, kandungan gizi yang layak terhadap pangan yang akan dikonsumsi rakyat, karena itu data yang digunakan harus akurat," kata Viva Yoga Mauladi, di Jakarta, Rabu (2/8/2017).

Menurut Viva, Satgas Pangan juga harus berhati-hati sehingga tidak disusupi kepentingan pihak tertentu atau terjebak dalam "moral hazard" dalam menangani suatu kasus.

Politikus PAN itu juga mengingatkan bila data tidak akurat berpotensi terjadi salah kaprah dalam pengawasan dan penindakan.

Sementara itu, Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Fransiscus Welirang menilai pentingnya akurasi data pangan nasional yang terintegrasi agar memudahkan perencanaan salah satunya stok bahan baku industri makanan.

"Intinya bagaimana akurasi data pangan statistik nasional ini sangat penting bagi kami karena dalam pertanian pasti musiman, sedangkan industri pasti butuh setiap hari apa pun produk bahan bakunya," kata Fransiscus atau yang akrab disapa Franky pada diskusi di Menara Kadin Jakarta, Kamis (27/7).

Franky menjelaskan industri terutama makanan perlu mengetahui data "real time" mengenai waktu dan musim panen serta lokasi asal pengiriman bahan baku sehingga industri bisa mengetahui lebih awal biaya logistik yang akan dikeluarkan.

Menurut dia, bahan baku dari sektor pertanian juga memiliki kerentanan mudah rusak (perishable). Oleh karena itu, dengan adanya data lokasi panen dan produktivitas, industri bisa mengetahui biaya penyimpanan, menciptakan efisiensi dan kepastian usaha.

Akurasi data secara berkelanjutan juga tidak boleh dikesampingkan agar industri bisa memiliki perencanaan stok bahan baku dan penyediaan dana berkaitan dengan pemberian gaji karyawan.

"Data ini harus berkelanjutan, tidak bisa hari ini ada, kemudian bulan depan tidak ada karena industri menghadapi karyawan yang harus membayar gaji sehingga ada perencanaan stok bahan baku dan penyediaan dana," katanya.

Menurut anggota Komisi XI DPR Elviana dalam rilis, Selasa (2/8/2017), data akurat yang disediakan oleh lembaga negara seperti Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan hal yang sangat penting untuk dijaga karena kebermanfaatannya untuk strategi pangan nasional, kata seorang anggota DPR RI.


Dia menegaskan lembaga seperti BPS mesti merupakan penyedia data yang riil.

Menurut dia, sistem yang ada pada lembaga statistik pada saat ini perlu dikaji ulang agar dapat memperoleh hasil informasi data dengan akurat dan valid.

Politisi Partai Persatuan Pembangunan itu menegaskan pembenahan itu penting karena ketidakvalidan data statistik dapat menjadi sumber petaka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Martin Sihombing

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper