Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut : LRT Jabodebek Bisa Jadi Showcase bagi Wilayah Lain

Pemerintah melihat proyek kereta api ringan atau Light Rail Transit terintegrasi di wilayah Jabodebek bisa menjadi contoh ketika pemerintah akan membangun LRT di wilayah lain.n
Kendaraan melaju di samping deretan tiang konstruksi proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) rute Cawang-Cibubur yang sudah dipasang struktur U-Shape Girder di samping jalan tol Jagorawi kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (15/3)./Antara-Andika Wahyu
Kendaraan melaju di samping deretan tiang konstruksi proyek kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) rute Cawang-Cibubur yang sudah dipasang struktur U-Shape Girder di samping jalan tol Jagorawi kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Rabu (15/3)./Antara-Andika Wahyu

Bisnis.com, JAKARTA--Pemerintah melihat proyek kereta api ringan atau Light Rail Transit terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) bisa menjadi contoh ketika pemerintah akan membangun LRT di wilayah lain.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut B. Pandjaitan menungkapkan, nantinya pembangunan kereta api ringan di wilayah lain di Indonesia tidak memerlukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terlalu banyak dengan mencontoh pembiayaan LRT Jabodebek.

"Sekarang kami melihat bahwa ini jadi peluang untuk showcase kita untuk bisa dipake di LRT [contohnya] di Bandung, Medan, Surabaya, dan lain-lain. Jadi, tidak perlu pakai APBN terlalu banyak," kata Luhut, Jakarta, Senin (31/7/2017).

Dia mengungkapkan, pihaknya saat ini melakukan harmonisasi terkait proyek kereta api ringan di wilayah Jabodebek.

Saat ini, dia mencontohkan, adalah sudah diputuskannya perubahan sistem persinyalan dari fixed block menjadi moving block.

Akibat perubahan tersebut, paparnya jumlah penumpang LRT Jabodebek bisa bertambah mencapai sekitar 467.000 orang per hari.  

Selain itu, dia menambahkan, pihaknya juga telah memutuskan pembuatan studi pembangunan jalur Cibubur-Bogor.

Biaya pembangunan jalur Cibubur-Bogor, paparnya akan menjadi lebih rendah dari pembangunan saat ini lantaran tidak semuanya dibangun secara melayang (elevated).


"Tidak semua mau elevated lagi karena cost-nya mahal kan," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yudi Supriyanto
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper