Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Holcim Turun 10%

Produsen semen PT Holcim Indonesia Tbk mencatatkan kerugian senilai Rp436 miliar pada semester pertama tahun ini. Kerugian itu jauh melebihi kerugian yang dialami pada semester pertama tahun lalu senilai Rp51 miliar.
Holcim Indonesia/Holcim.co.id
Holcim Indonesia/Holcim.co.id

JAKARTA—Produsen semen PT Holcim Indonesia Tbk mencatatkan kerugian senilai Rp436 miliar pada semester pertama tahun ini. Kerugian itu jauh melebihi kerugian yang dialami pada semester pertama tahun lalu senilai Rp51 miliar.

Presiden Direktur Holcim Indonesia Gary Schutz menyatakan kinerja penjualan semen perseroan anjlok hingga 10% yoy lantaran kondisi pasar yang kelebihan pasokan. Penjualan Holcim pada semester pertama tahun ini senilai Rp4,28 triliun, sedangkan penjualan perseroan pada periode yang sama lalu mencapai Rp4,27 triliun.

“Pasar yang stagnan menjadi penyebab tekanan pada harga. Perlambatan aktivitas konstruksi pada kuartal kedua berdampak terhadap penurunan penjualan sebesar 10%,” ujarnya dalam siaran pers, Senin (31/7/2017).

Holcim berfokus meningkatkan efisiensi untuk mendorong perbaikan kinerja pada semester berikutnya. Pada semester pertama, perseroan sudah mengupayakan efisiensi biaya sebesar 2%.  Di samping itu, perseroan membidik sejumlah proyek konstruksi untuk memperkuat kinerja penjualan. Salah satunya merupakan proyek peremajaan kompleks olahraga Gelora Bung Karno untuk menghadapi perhelatan internasional Asian Games 2018.

Asosiasi Semen Indonesia mencatat penurunan konsumsi semen sebesar 1,2% yoy pada semester pertama tahun ini. Konsumsi semen nasional tercatat hanya mencapai 28,99 juta ton, lebih rendah dibandingkan dengan semester pertama tahun lalu sebanyak 29,4 juta ton.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia Widodo Santoso menyatakan anjloknya penjualan itu disebabkan melemahnya permintaan pada libur Lebaran bulan Juni. Di samping itu, perlambatan sektor properti juga menjadi penyumbang anjloknya permintaan semen pada semester pertama. Permintaan semen terkoreksi 26,8% pada Juni lalu menjadi hanya sebesar 3,73 juta ton.

“Turunnya permintaan tersebut efek libur panjang lebaran selama 10 hari di bulan Juni. Ditambah lagi beberapa daerah belum terlihat adanya kegiatan pembangunan infrastruktur.”

Asosiasi pesimistis terhadap target kenaikan penjualan semen sebesar 4%—5% pada akhir tahun. Sebab target itu diasumsikan tercapai bila pertumbuhan penjualan di semester kedua melebihi 10%.

Pengusaha semen berharap permintaan kembali terangkat pada semester kedua. Sebab pengerjaan proyek proyek-konstruksi yang digarap pemerintah selalu memperlihatkan tren akselerasi pada akhir tahun.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper