Bisnis.com, JAKARTA—Penjualan lahan industri pada semester pertama tahun ini naik 33% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Sanny Iskandar menyatakan penjualan lahan industri pada paruh pertama tahun ini mencapai 120 hektare. Angka itu melampaui penjualan semester pertama tahun lalu seluas 90 hektare.
“Penjualannya masih didominasi yang di Jawa. Terutama yang di sekitar Jakarta seperti Bekasi, Karawang, Tangerang, dan Bogor,” ujar Sanny di Jakarta, Selasa (25/7).
Realisasi penjualan lahan di kawasan industri pada 2016 mencapai 180 hektare. Sementara penjualan lahan di kawasan industri pada 2015 mencapai 350 hektare. “Berarti kan semester pertama ini menunjukkan sudah ada tren perbaikan.”
Hanya saja, kenaikan penjualan itu tak dapat langsung diartikan kembali menggeliatnya aktifitas manufaktur. Sebab pembelian lahan kebanyakan tak langsung disertai dengan pembangunan pabrik.
“Bisa saja mungkin untuk mengantisipasi kepentingan jangka panjang. Beli lahan industri kan bukan berarti langsung bangun pabrik juga, tapi mungkin bertahap,” ujarnya.
Baca Juga
Kementerian Perindustrian menetapkan pengembangan industri ke luar Jawa sebagai salah satu kebijakan strategis prioritas. Pada tahun lalu, terdapat tiga kawasan industri baru yang sudah mulai dioperasikan yakni Sei Mangkei, Morowali, dan Bantaeng,
Tujuh kawasan industri lainnya ditarget dapat beroperasi dalam tiga tahun ke depan, seperti misalnya kawasan industri Tanjung Buton, Dumai, Berau,Tanah Kuning, Gresik, Kendal dan Wilmar Serang. Ketujuh lokasi itu juga telah disertakan di dalam revisi proyek strategis nasional.
“Untuk mengakselerasi pengembangan yang di Luar Jawa, ya tetap harus ada dukungan pemerintah. Terutama ketersediaan infrastruktur dan kepastian market bagi industri,” ujar Sanny.
Di samping itu, pemerintah perlu lebih aktif menyodorkan berbagai penjaminan kepada investor. “Karena kalau pemerintah yang menawarkan kepada investor efeknya tentu lain bila dibanding kita yang jualan. Itu yang terpenting,” ujar dia.