Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduk Jatiluhur Ditargetkan Bebas Keramba Tahun Depan

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan Waduk Jatiluhur di Jawa Barat bebas dari keramba pada 2018.
Foto aerial keramba jaring apung, di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat./Antara-Sigid Kurniawan
Foto aerial keramba jaring apung, di Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat./Antara-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan Bendungan Ir. H Juanda atau dikenal Waduk Jatiluhur di Purwakarta, Jawa Barat, bebas dari keramba tahun depan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimoeljono mengatakan 33.000 keramba berada di Bendungan Juanda ini yang tentu merusak kualitas air di waduk ini.

"Reservoir ini ada kapasitasnya tentu keramba yang ada di bendungan ini merusak kualitas air. Apalagi air yang ada di bendungan ini untuk diminum," ujarnya di Jakarta pada Selasa (18/7/2017).

Dia meminta agar keramba yang ada di Bendungan Juanda ini dibersihkan sehingga pada 2018 tak ada lagi keramba.

Pihaknya akan menggandeng Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk mengembangkan ikan tangkap di Bendungan Juanda.

"Bukan berarti menelantarkan petani keramba. Petani nanti bisa kembangkan ikan tangkap dan dikembangkan di Jatiluhur sesuai kapasitas airnya," katanya.

Umur bendungan Juanda ini sudah menginjak angka 50 tahun atau sejak 1967 dan merupakan bendungan terbesar di Indonesia yang dapat menampung air sebanyak 3 miliar meter kubik.

Bendungan ini termasuk bendungan serbaguna untuk memenuhi berbagai kebutuhan air seperti irigasi seluas 240.000 hektare, kebutuhan air baku untuk PDAM, pengendalian banjir dan menghasilkan listrik 187,5 megawatt serta sebagai objek wisata.

"Air yang ada di bendungan ini tak hanya digunakan secara ekonomi tetapi juga secara sosial sangat diperlukan," ucap Basuki.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Perum Jasa Tirta II Djoko Saputro menuturkan dalam pengelolaan bendungan ini sebesar 90% merupakan aspek sosial dan 10% aspek komersial.

"Aspek sosial seperti irigasi dan pengendalian banjir seluas 20.000 hektare. Aspek komersial sebagai air baku rumah tangga, industri dan sebagai lainnya dimana 80% air baku di Jakarta dipasok oleh bendungan ini," tuturnya.

Umur layan bendungan ini diperkirakan hingga 2264. Saat ini ditingkatkan pelaksanaan konservasi di hulu Citarum bersama Balai Besar Wilayah Sungai berupa pembangunan biogas di Citarum Hulu, penanangan Kali Mati (Oxbow) dan penanaman pohon pada zona konservasi.

Pihaknya juga melakukan optimalisasi sumber daya alam (SDA) yang belum dikendalikan melalui pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM) untuk mengurangi losses dan peningkatan penyerapan air.

"Pengembangan energi baru terbarukan untuk pembangunan pembangkit listrik mikrohidro (PLTM/MH). Kami juga akan lakukan kerjasama dengan kementerian terkait dengan pengelolaan perikanan di waduk," ucap Djoko.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper