Bisnis.com, JAKARTA -- Perusahaan asal China Tsingshan Holding Group berkomitmen menanamkan modal senilai US$28miliar selama 5—10 tahun untuk pengembangan kawasan industri pemurnian logam di Kalimantan Utara.
“Komitmen mereka untuk pengembangan Kaltara itu sekitar US$28billion, nah tapi itu bisa disalurkan dalam 5—10 tahun,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di Kemenko Perekonomian, Selasa (18/7/2017).
Deputi Bidang Pengendalian Penanaman Modal Badan Koordinasi Penanaman Modal Azhar Lubis menyatakan komitmen baru itu merupakan keberlanjutan Tsingshan atas investasi yang sudah terealisasi di Kawasan Industri Morowali. Tsingshan berinvestasi sebesar 1,63 miliar untuk pembangunan klaster ferronickel di Morowali.
Baca Juga
“Kalau yang di Kaltara itu mungkin dia bertahap. Dia bukan hanya bangun industrinya saja, tapi sampai ke pembangkit. Mungkin mereka merasa repot bangun Kaltara kalau mereka ga bangun pembangkitnya sendiri juga,” ujar Azhar.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Lembong menyatakan pemerintah beserta ssektor swasta China berkomitmen menanamkan investasi di Indonesia sebagai tindaklanjut inisiatif belt and road forum. Peningkatan realisasi investasi ke berbagai negara menjadi strategi China untuk meningkatkan pengaruhnya pada ekonomi global.
“Kerja sama bilateral itu tidak harus melulu dalam bentuk perdagangan. Bisa kembalinya dalam bentuk investasi. Tapi memang butuh waktu bagi mereka bangun smelter bangun pabrik.”