Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aktivitas Industri Terhenti Pada Pekan Terakhir Juni

Momentum Lebaran memaksa pabrikan industri pengolahan menghentikan kegiatan produksi pada pekan terakhir bulan lalu.nn
Aktivitas bongkar muat petikemas di pelabuhanTanjung Priok, Jakarta./JIBI-Nurul Hidayat
Aktivitas bongkar muat petikemas di pelabuhanTanjung Priok, Jakarta./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — Momentum Lebaran memaksa pabrikan industri pengolahan menghentikan kegiatan produksi pada pekan terakhir bulan lalu.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia Adhi S. Lukman menyatakan aktivitas industri pada umumnya terhenti pada pekan terakhir Juni.

Menurutnya, arus distribusi barang pabrikan pada Lebaran tahun ini juga menemui lebih banyak kendala dibanding tahun-tahun sebelumnya. Sebab pemerintah melarang truk pengangkut masuk ruas tol sejak sepekan sebelum Lebaran. Akibatnya, banyak pengusaha yang memilih untuk mengistirahatkan pabriknya selama sepekan penuh pada Lebaran lalu.

“Pengusaha biasanya hanya liburkan pabrik 2—3 hari saja saat Lebaran. Tapi Lebaran kemarin itu banyak yang meliburkan pekerja sampai seminggu penuh, baru masuk tanggal 3 Juli. Memang dampaknya itu mengkhawatirkan juga,” ujar Adhi saat dihubungi, Senin (17/7/2017).

Terhentinya kegiatan produksi selama sepekan membuat nilai impor bahan baku merosot cukup tajam pada bulan Juni 2017. Badan Pusat Statistik mencatat nilai impor bahan baku pada Juni 2017 senilai US$7,43miliar, atau turun 29,32% dibanding bulan Mei 2017 yang mencapai US$10,54miliar. Angka itu juga lebih rendah 17,04% bila dibandingkan nilai impor bahan baku pada periode yang sama tahun lalu.

“Trennya memang dari tahun ke tahun selalu begitu. Turun di saat ada Lebaran, tapi bulan selanjutnya nanti naik kembali,” ujar Kepala BPS Suhariyanto.

Impor bahan baku berperan sebesar 74,19% dari keseluruhan realisasi impor bulan Juni 2017 yang mencapai US$10,01miliar. Impor barang konsumsi pada bulan yang sama tercatat senilai US$ 1,13 miliar atau anjlok 12,77% . Sementara impor barang modal senilai US1,45 miliar atau turun 25,85%.

“Industri sudah mengantisipasi dengan baik pola kenaikan permintaan masyarakat yang naik signifikan di bulan Ramadan. Tapi semakin dekat Lebaran, arus distribusi barang menjadi sulit, karena ada larangan container masuk tol. Ini menjadi pembelajaran ke depan supaya arus distribusi barang tidak terhenti, karena itu berpengaruh besar terhadap industri,” ujar Suhariyanto.

Secara kumulatif, impor bahan baku pada semester pertama 2017 senilai US$54,65 miliar atau naik 11,26% yoy. Semester pertama tahun lalu, nilai impor bahan baku tercatat senilai US$49,12 miliar. Pasokan bahan baku manufaktur Indonesia masih didominasi produk asal China. Pangsa bahan baku asal China mencapai 25% dari total nilai impor.

BPS mencatat sejumlah barang impor yang nilainya merosot cukup tajam pada bulan lalu, seperti misalnya permesinan, baja, dan plastik. Sekjen Inaplas Fajar Budiyono di sisi lain menyatakan permintaan terhadap produk plastik tak meningkat signifikan kendati ada momentum Lebaran. Akibatnya, pabrikan turut mengurangi volume impor bahan baku.

“Permintaan juga tidak naik terlalu signifikan pada Lebaran, maka tidak heran bila impornya juga turun,“ ujar dia.

Nilai impor plastik pada Juni 2017 senilai US$468,97 juta, atau turun 26.39% yoy dibanding periode yang sama tahun lalu senilai US$637,12 juta. Penyusutan nilai impor itu sejalan dengan menurunnya volume impor, yaitu menjadi sebanyak 260,5 ribu ton pada bulan Juni 2017. Pada periode yang sama tahun lalu, volume impor plastik tercatat sebanyak 377,3 ribu ton.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper