Bisnis.com, BANDAR LAMPUNG - Pemerintah Provinsi Lampung dan Direktorat Jenderal Perkertaapian Kementerian Perhubungan sepakat mulai 2018 memprioritaskan pembangunan jalur shortcut kereta Rejosari-Tarahan, Kabupaten Lampung Selatan.
"Dengan jalur baru itu, seluruh kereta industri seperti kereta batu bara rangkaian panjang (Babaranjang) tidak lagi melintasi Kota Bandar Lampung," kata Gubernur Lampung M. Ridho Ficardo, dalam keterangan yang diterima pada Selasa (11/7/2017).
Dalam nota kesepahaman bersama (memorandum of understanding/MoU) antara Pemprov Lampung dan Ditjen Perkeretaapian, tertuang antara lain percepatan pembangunan jalur kereta Rejosari-Tarahan dan kewajiban Pemprov Lampung ikut membantu pembebasan lahan.
Gubernur Ridho juga menyampaikan keluhan warga Kota Bandar Lampung atas makin tingginya frekuensi perjalanan KA Babaranjang. "Saya menyampaikan aspirasi warga agar seluruh kereta industri tidak lagi lewat Kota Bandar Lampung," kata Ridho.
Pemprov Lampung dan Ditjen Perkeretaapian juga sepakat shortcut jalur KA Rejosari-Tarahan tidak lagi wacana dan rencana, tapi ditargetkan pada tahun anggaran 2018 benar-benar terwujud di lapangan.
Terbangun jalur kereta sepanjang 37 km tersebut, nantinya kereta Babaranjang tidak lagi lewat Stasiun Gedung Ratu, Labuhan Ratu, Tanjungkarang, Garuntang, dan Pidada.
"Seluruh kereta industri tidak lagi memasuki Kota Bandar Lampung. Jadi, dibuatkan jalur lingkar luar. Lahannya sebanyak mungkin menggunakan lahan yang dibebaskan oleh tim pembebasan lahan Jalan Tol Trans Sumatera agar biaya pembebasan lahan tidak terlalu besar," kata Gubernur Ridho pula.
Jalur kereta dalam kota sepenuhnya menjadi angkutan penumpang dengan konsep kereta commuter jalan layang (elevated) antara Garuntang dan Natar sepanjang 8,8 km.
"Jalur kereta api tidak memotong perlintasan kendaraan. Pada tahap awal tetap memakai rel yang ada. Ke depan jalur ini harus elevated atau harus naik," kata Ridho.