Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iklim Usaha Kuartal II/2017 Membaik Ditopang Dua Sektor Ini

Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada kuartal II/2017 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya seiring dengan perbaikan di sektor perdagangan dan industri pengolahan.

Bisnis.com, JAKARTA--Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kegiatan usaha pada kuartal II/2017 tumbuh lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya seiring dengan perbaikan di sektor perdagangan dan industri pengolahan.

Hasil survei Bank Indonesia (BI) tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pada kuartal kedua 2017 yang sebesar 17,36%, lebih tinggi dibandingkan dengan 4,80% pada kuartal I/2017.

Namun, SBT dari SKDU kuartal II/2017 masih lebih rendah jika dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu. Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kuartal II/2016 tumbuh mencapai sebesar 18,40%,

Berdasarkan lapangan usaha, peningkatan kegiatan usaha terjadi pada sebagian besar sektor dengan peningkatan tertinggi pada sektor perdagangan, hotel & restoran (SBT 4,32%) dan sektor industri pengolahan (SBT 3,81%).

"Peningkatan tersebut disebabkan, antara lain, oleh faktor musiman yang mendorong naiknya permintaan khususnya di pasar domestik," ungkap Bank Indonesia dalam SKDU yang dirilis hari ini, Senin (10/07).

Selain itu, peningkatan kinerja sektor industri pengolahan ini sejalan dengan nilai purchasing manager index (PMI)-SKDU kuartal II/2017 yang berada pada level ekspansi, disebabkan terutama oleh ekspansi pada indeks volume produksi dan jumlah tenaga kerja.

Sementara itu, survei ini merekam kapasitas produksi terpakai rata-rata meningkat, yakni mencapai 77,06%, lebih tinggi dibandingkan 76,92% pada kuartal pertama tahun ini. Tingkat penggunaan kapasitas produksi paling tinggi terjadi pada sektor listrik, gas, dan iar bersih dengan rata-rata 80,53%.

Adapun, penggunaan kapasitas paling rendah terdapat pada sektor pertambangan dan penggalian yakni 75,04%.

Terkait kondisi keuangan dan akses kredit, survei ini menunjukkan adanya perbaikan secara umum. Hal tersebut terkonfirmasi dari Saldo Bersih (SB) kondisi likuiditas perusahaan pada kuartal kedua ini yang meningkat menjadi 37,69% dari sebelumnya 35,75%.

Menurut BI, sebanyak 54,19% responden SKDU menjawab kondisi likuiditas perusahaan pada kuartal II/2017 masih cukup baik, sedangkan 41,75% responden mengatakan kondisi likuiditasnya lebih baik dibandingkan periode sebelumnya dan hanya 4,06% yang mengungkapkan kondisi likuiditas lebih buruk dari kuartal sebelumnya.

Dari kemampuan mencetak laba (rentabilitas), hasil survei mencatat SB kondisi rentabilitas perusahaan mencapai 41,25% meningkat dari 38,13% pada periode sebelumnya. Sebanyak 53,03% responden mengungkapkan kondisi rentabilitas pada periode ini masih cukup baik. Sementara itu, sekitar 44,11% responden menjawab kondisi rentabilitas lebih baik pada kuartal II/2017 dibandingkan kuartal I/2017 dan hanya 2,86% responden yang mengkonfirmasi kondisi rentabilitas lebih buruk dibandingkan periode sebelumnya.

Secara umum, kemudahan terhadap akses kredit perbankan secara umum masih normal. SB akses kredit selama tiga bulan terakhir mencapai 7,41%, meskipun lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang mencapai 10,30%.

Sejalan dengan kondisi yang terjaga, sebanyak 68,35% responden SKDU menuturkan akses kredit perbankan pada kuartal II/2017 berada pada kondisi normal, sisanya 19,53% responden mengatakan akses kredit perbankan lebih mudah pada kuartal ini dan sekitar 12,12% responden menuturkan akses kredit perbankan lebih sulit pada kuartal kedua dibandingkan kuartal pertama tahun ini.

SBT penggunaan tenaga kerja pada kuartal II/2017 juga meningkat menjadi 4,23% dari kuartal sebelumnya 1,25%. Berdasarkan sektor lapangan usaha, peningkatan jumlah tenaga kerja terjadi pada sektor jasa-jasa sebesar 1,38%, sektor industri pengolahan 0,90%, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar masing-masing 0,87%.

Sayangnya, responden melihat kegiatan usaha diperkirakan tumbuh melambat pada kuartal III/2017. Hal ini tercermin dari SBT yang menurun menjadi sebesar 14,93%.

"Hal tersebut sejalan dengan berakhirnya faktor musiman Ramadhan dan libur Idul Fitri yang berdampak terhadap kegiatan usaha pada sebagian besar sektor lapangan usaha, terutama sektor pengangkutan & komunikasi dan sektor perdagangan, hotel & restoran sejalan," ungkap survei BI tersebut.

Di sisi lain, perlambatan kegiatan usaha terutama disebabkan oleh tekanan yang terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian dengan SBT -3,15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper