Bisnis.com, JAKARTA - Tim Mudik Ramah Anak dan Disabilitas (MRAD) 2017 sejak 2015 melakukan audit berbagai fasilitas mudik, penting juga Tim MRAD 2017 memublikasikan hasil evaluasi atas fasilitas mudik tahun ini, terutama bus dan mobil akses yang melayani orang dengan disabilitas.
Mudik bagi disabilitas sama dengan pemudik lainnya, harus disiapkan jauh-jauh hari, terutama atas kebutuhan khusus setiap disabilitas. Untuk itu bagi disabilitas, bila terlalu lama di jalan akan memberi dampak dan menjadi risiko tersendiri.
Dengan demikian, berbagai upaya harus diantisipasi demi menggelar mudik untuk orang dengan disabilitas. Mereka di antaranya terpaksa menahan diri untuk tidak ke toilet karena kamar mandi di seluruh moda transportasi begitu pun di terminal, stasiun, dan pelabuhan cenderung belum aksesibel untuk disabilitas.
Oleh sebab itu itu, mereka menahan untuk tidak minum dan makan juga membatasi diri beristirahat di rest area. Apalagi bagi mereka yang berkursi roda, tidak bisa hanya duduk, harus diselingi dengan berbaring, agar tidak mengalami decubitus (luka karena trauma terlalu lama duduk). Itu semua dilaksanakan agar perjalanan aman.
Melalui siaran pers yang diterima Bisnis pada Jumat (7/7/2017), Rizki Ramadhan, 7 tahun, seorang anak tuna rungu yang bernafas melalui leher dan minum susu melalui selang yang diselipkan di perutnya, berangkat dari Solo menuju Jakarta, saat arus balik, berlama di jalan dapat menjadi risiko tersendiri bagi Rizki.
Untungnya, Tuti, bunda dari Rizki, bergembira dengan kondisi jalan yang tidak terlalu macet. Memang terjadi kepadatan, namun arus kendaraan terus mengalir. Bahkan Rizki sempat keluar di Karawang Barat dan beristirahat dengan mengisi waktu untuk memancing.
Program MRAD 2017 berjalan berkat dukungan Bank Syariah Mandiri. Mobil Akses Penyandang Disabilitas Kemensos RI menempuh perjalanan selama 18 jam. Ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan tahun lalu yang menempuh sekitar 34 jam.
Pemberangkatan MRAD 2017 dilepas di depan Wisma Mandiri, MH. Thamrin Jakarta Pusat 23 Juni 2017. Sedangkan perjalanan balik ke Jakarta, MRAD 2017 diberangkatkan dari Balai Besar Rehabilitasi Sosial Bina Daksa (BBRSBD) Prof. Dr. Soeharso Surakarta, 30 Juni 2017.
Kebahagiaan juga tampak dari tujuh disabilitas dan tiga pendamping yang menempuh arus balik dengan menggunakan mobil akses. Adapun rute penjemputan mobil akses menjalani arus balik dengan lokasi penjemputan di Solo, Kebumen, Karang Anyar dan Tegal untuk 7 orang disabilitas (dua di antaranya usia anak 7 dan 14 tahun).
Ilma Sovri Yanti, inisiator MRAD, mengatakan sangat mengapresiasi layanan mudik 2017. Kali ini dia mengakui pelayanan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya karena terjadi penurunan drastis peristiwa kecelakaan transportasi baik di darat, laut dan udara sebagaimana disampaikan Menhub Budi Karya Sumadi.
“Meski rasanya siapa pun tidak bisa memaafkan di hari bahagia harus ada keluarga yang meninggal, karena itu rekomendasi terpenting dari tim MRAD 2017 terhadap pemerintah adalah pelibatan sejak awal untuk mendengar masukan terutama dari kaum rentan seperti anak, perempuan, disabilitas dan lansia serta melibatkan masukan dari para korban mudik tahun ini,” ujarnya.
Ilma juga menyampaikan bahwa tim MRAD 2017 mengapresiasi kesadaran masyarakat yang massif ikut menyukseskan penyelenggaraan mudik tahun ini.