Bisnis.com, JAKARTA - Mondelez Indonesia menggalakkan program Cocoa Life untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing komoditas kakao. Program serupa digalakkan di beberapa daerah sentra produsen kakao seperti Sulawesi dan Sumatera.
Indonesia merupakan negara penghasil kakao terbesar ketiga setelah Pantai Gading dan Ghana, dengan kontribusi ekspor mencapai 15% dari total ekspor kakao global. Namun, pertanian kakao di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan. Diantaranya, siklus kakao yang mengalami penurunan produktivitas dan tidak dapat diregenerasi setelah 10-15 tahun, rendahnya regenerasi petani, serta masih minimnya penghidupan petani dari produksi kakao.
"Cocoa Life merupakan program yang digalakkan guna memberikan kehidupan yang lebih baik bagi para petani kakao di Indonesia," tutur Mondelez International Director of Cocoa Life for South East Asia, Andi Siti Asmayanti, dalam keterangan resmi.
Sejak dimulai pada 2013, program ini telah bekerjasama dengan lebih dari 25.000 petani kecil kakao dari 170 komunitas atau pedesaan di Sulawesi dan Sumatera. Program Cocoa Life merupakan program kakao berkelanjutan yang bersifat holistik dan berpusat pada petani.
"Program ini memiliki fokus pada peningkatan produktivitas dan pendapatan petani, juga mendukung komunitas petani kakao dengan membantu upaya peningkatan kualitas kehidupan mereka," imbuhnya. Andi menyampaikan Cocoa Life sekaligus menjamin bahwa bahan dari produk-produk coklat yang dimiliki oleh perusahaan berasal dari sumber yang berkelanjutan.
President Director Mondelez Indonesia Sachin Prasad menambahkan, Mondelz International memiliki visi dan rencana jangka panjang terhadap produk-produk cokelat seperti Cadbury. "Cocoa Life merupakan komitmen jangka panjang Mondelz International di Indonesia untuk memastikan bahwa produk-produk cokelat perusahaan seperti, Cadbury dipasok dari sumber-sumber yang berkelanjutan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
