Bisnis.com, JAKARTA—Dua investor potensial siap menggarap proyek pembangunan klaster aluminimum di Kawasan Industri Tanah Kuning, Kalimantan Utara.
Berdasarkan hasil pemetaan Kemenperin, saat ini dua investor yang telah menjajaki peluang membangun pabrik di kawasan itu yaitu PT Indonesia Asahan Aluminium Persero (Inalum) dan PT Borneo Alumina Prima. Keduanya telah lama berkecimpung di sektor aluminium.
Dirjen Pengembangan Perwilayahan Industri (PPI) Kementerian Perindustrian Imam Haryono mengatakan pemerintah ingin KI Tanah Kuning menjadi sentra pengolahan alumina, sehingga anchor industry diharapkan merupakan produsen aluminium.
“Untuk anchor tenant kawasan industri di Kaltara itu kami harapkan smelter seperti Inalum. Selain itu ada juga investor potensial yaitu PT Borneo Alumindo Prima yang saat ini juga sedang melakukan konstruksi smelter di Ketapang,” jelas Imam, Rabu (14/6/2017).
Imam mengatakan saat ini Borneo Alumindo telah membangun pabrik pengolahan alumina di lahan seluas 1.600 hektare di Ketapang, Kalimantan Barat. Investor penanaman modal asing (PMA) tersebut akan membangun pabrik dengan kapasitas 4,5 juta ton per tahun.
Badan Koordinasi Penaaman Modal mencatat Borneo masuk ke Indonesia pada 2014 dengan investasi awal sebesar US$2,54 juta dan investasi total US$4,5 miliar.
Baca Juga
Imam menuturkan daya tarik utama KI Tanah Kuning adalah rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga air (hydropower) yang dapat menghasilkan kapasitas listrik cukup besar. Dengan kapasitas listrik yang cukup besar, Kemenperin mengarahkan tumbuhnya industri pemurnian dan pengolahan mineral di wilayah tersebut.