Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blok Terminasi Penugasan Gross Split Dilirik Investor

Delapan wilayah kerja habis kontrak yang telah ditugaskan kepada Pertamina dan akan dikelola menggunakan kontrak bagi hasil kotor atau gross split mulai dilirik investor.
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) berbincang dengan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran (kiri) usai acara penandatanganan naskah amandemen Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya/Kerjasama pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) di Jakarta, Rabu (12/4)./Antara
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) berbincang dengan Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran (kiri) usai acara penandatanganan naskah amandemen Kontrak Karya (KK) dan Perjanjian Karya/Kerjasama pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B) di Jakarta, Rabu (12/4)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Delapan wilayah kerja habis kontrak yang telah ditugaskan kepada Pertamina dan akan dikelola menggunakan kontrak bagi hasil kotor atau gross split mulai dilirik investor.

Pada Januari 2017, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menugaskan delapan wilayah kerja yang habis masa kontraknya di 2017 hingga 2018 agar dikelola Pertamina menggunakan kontrak gross split.

Adapun, wilayah kerja tersebut yakni Blok Tuban, Jawa Timur (JOB Pertamina-PetroChina East Java); Blok Ogan Komering, Sumatera Selatan (JOB Pertamina-Talisman); kontrak Blok Sanga-Sanga, Kalimantan Timur (VICO); dan Blok Southeast Sumatera (SES), Lampung (CNOOC SES Limited).

Selain itu, kontrak Blok Tengah, Kalimantan Timur (Total E&P Indonesie); Blok East Kalimantan, Kalimantan Timur (Chevron Indonesia Company) habis kontraknya; Blok Attaka, Kalimantan Timur (Chevron) dan Blok North Sumatera Offshore, Aceh (Pertamina).

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM IGN WIratmaja Puja mengatakan terdapat beberapa perusahaan multinasional yang menyatakan minat ketika bergulir informasi bahwa Menteri Jonan mempersilakan Pertamina untuk mengembalikan wilayah kerja yang telah ditugaskan bila pengembangannya tak memenuhi skala ekonomi. Kendati demikian, dia enggan menyebut perusahaan mana saja yang berminat. Paling tidak, perusahaan asal Malaysia, China, dan Rusia masuk dalam daftar peminat blok terminasi penugasan gross split.

"Banyak, multinational company banyak [yang berminat]. Begitu mendengar pertamina enggak mau, terus pertamina mau mengembalikan itu pada ngontak gitu," ujarnya usai menghadiri rapat di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Jakarta, Kamis (8/6/2017).

Menurutnya, semua keputusan menanti hasil kajian Pertamina terhadap keekonomian lapangan bila dikembangkan menggunakan gross split. Pasalnya, beberapa wilayah kerja itu sebenarnya diminati Pertamina namun belum memperhitungkan penggunaan kontrak gross split.

"Kita tunggulah sampai akhir bulan. Karena kita tahu itu bagus, kita tugaskan ke Pertamina," katanya.

Sebelumnya, Direktur Hulu Pertamina Syamsu Alam mengatakan terdapat tiga perusahaan yang mulai menawarkan untuk bermitra dalam pengelolaan blok terminasi. Meski demikian, pihaknya tak mau menyebut perusahaan mana yang ingin menjalin kemitraan untuk mengelola blok habis kontrak penugasan.

Saat ini, pihaknya masih melakukan evaluasi pengelolaan blok yang ditugaskan menggunakan gross split. Adapun, dari target penyelesaian Mei, dia meminta agar waktu kajian ditambah hingga Juni. Dia pun belum mau menyebut apakah akan ada blok yang berpeluang dikembalikan kepada pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper