JAKARTA—Afghanistan menyatakan minatnya untuk mengimpor sejumlah produk hasil industri Indonesia. Selama ini, Indonesia dan Afghanistan sudah memiliki hubungan perdagangan produk jadi, tetapi volumenya relatif masih kecil.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan pemerintah menyambut baik pengajuan ekspor hasil industri dari Afghanistan. Kemenperin menyebut ekspor ke negara itu akan diarahkan pada barang-barang konsumsi.
“Kemarin Presiden Afghanistan datang ke sini, lalu sekarang mereka menyampaikan mereka tertarik mengimpor beberapa komoditas dari Indonesia. Sekarang ini volume perdagangan Indonesia dengan Afghanistan memang belum signifikan,” jelas Airlangga seusai bertemu Dubes Afghanistan untuk Indonesia, Roya Rahmani di Jakarta, Selasa (6/6).
Afghanistan dapat menjadi salah satu tujuan ekspor produk hasil industri Indonesia karena Afghanistan mengimpor nyaris 90% dari keseluruhan kebutuhan sehari-hari. Sejumlah produk, menurut Airlangga, potensial untuk diekspor ke Afghanistan, seperti tekstil, farmasi, produk konstruksi, dan makanan serta minuman. Dalam waktu dekat, delegasi pebisnis dari Indonesia dijadwalkan berkunjung ke Afghanistan.
Data yang dihimpun Kementerian Perindustrian menunjukkan ekspor hasil industri terbesar Indonesia ke Afghanistan adalah produk elektronik dan perangkatnya. Pada tahun lalu, ekspor segmen ini mencapai US$3,54 juta dolar.
Beberapa produk lain yang nilai ekspornya terbilang besar adalah produk farmasi, produk-produk kebutuhan rumah tangga, kosmetik, kaca, teh dan kopi, minyak nabati, karet, dan sejumlah barang kimia. Pada 2016, ekspor ke Afghanistan yaitu US$16,22 juta.
Pada periode yang sama, impor dari Afghanistan tercatat mencapai US$31,1 juta, sehingga Indonesia masih surplus sebesar US$16,19 juta. Adapun, Indonesia mengimpor sejumlah komoditas dari negara itu seperti olahan buah, elektronik, dan sejumlah barang dari baja.