Bisnis.com,JAKARTA— Aktivitas manufaktur di China terpantau menurun pada Mei 2017 dan berada di bawah level 50 untuk pertama kalinya dalam 11 bulan terakhir.
Dalam laporan The Caixin/Markit Manufacturing Purchasing Managers' Index (PMI) Mei, aktivitas manufaktur Negeri Panda turun menjadi 49,6 atau tak mengalami ekspansi karena di bawah level 50. Capaian itu turun dari perolehan April yang mencapai 50,3 dan di bawah ekspektasi pasar dengan 50,1.
"Sektor manufaktur China berada di bawah tekanan yang lebih besar pada Mei di tengah perekonomian China yang menunjukkan pelambatan," kata Zhengsheng Zhong, Direktur Analisis Makroekonomi di CEBM Group, seperti dikutip dari Reuters (1/6/2017).
Penurunan di bawah level 50 itu di antarnya disebabkan oleh meningkatnya aktivitas perusahaan China untuk mengurangi pekerjaannya. Kebijakan pengurangan pekerjaan itu disebabkan oleh melemahnya permintaan dan turunnya harga hasil produksi perusahaan.
Namun demikian, apa yang dilaporkan oleh Caixin tersebut sangat kontras dengan laporan resmi dari pemerintah China pada Rabu (31/5/2017).
Dalam laporan resmi Biro Statistik Nasional (NBS) China, indeks PMI negara tersebut mencapai 51,2 pada Mei, atau tak berubah dari perolehan pada April.
NBS menyebutkan, data tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah China berhasil menjaga stabilitas ekonomi di tengah ancaman ledakan pertumbuhan kredit. Adapun, sumbangan dari sektor konstruksi berhasil menunjukkan kekuatannya kendati melabat dari bulan sebelumnya. Hal itu disebabkan oleh meningkatnya investasi pemerintah pada sektor infrastruktur
Perbedaan laporan dari Ciaxin dan Pemerintah China ini disinyalir oleh sejumlah pengamat disebabkan oleh fokus Caixin yang lebih besar kepada perusahaan-perusahaan kecil. Korporasi kecil diangap tidak mendapat keuntungan yang besar dari pertumbuhan sektor konstruksi.
Namun bila melihat sektor industri penyedia bahan konstruksi seperti baja yang dikuasai oleh Badan Usaha Milik Negara China (BUMN), kuatnya aktivitas manufaktur Negeri Panda lebih banyak disebabkan oleh stimulus yang diberikan oleh pemerintah. Kondisi ketergantungan pada stimulus pemerintah berupa kredit inilah yang selama ini ditakutkan oleh pasar global.