Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemandirian Baja? Kenapa Tidak

Pemerintah Indonesia optimistis Indonesia dapat segera memenuhi kebutuhan bajanya sendiri. Pada 2016 lalu, Indonesia masih mengimpor 6 juta ton baja dari kebutuhan total sebesar 14 juta ton baja mentah.
enteri Perindustrian Airlangga saat membuka The Road to Cilegon 10MT Steel Vluster 2017 Indonesia Steel Conference/JIBI-Dara Aziliya
enteri Perindustrian Airlangga saat membuka The Road to Cilegon 10MT Steel Vluster 2017 Indonesia Steel Conference/JIBI-Dara Aziliya

Bisnis.com, JAKARTA—Pemerintah Indonesia optimistis Indonesia dapat segera memenuhi kebutuhan bajanya sendiri. Pada 2016 lalu, Indonesia masih mengimpor 6 juta ton baja dari kebutuhan total sebesar 14 juta ton baja mentah.

Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (Ilmate) Kementerian Perindustrian I Gusti Putu Suryawirawan menyampaikan saat ini pembangunan klaster industri baja di Cilegon dengan kapasitas produksi 10 juta ton sedang berjalan.

"Sektor baja merupakan mother of industry karena produknya merupakan bahan baku utama bagi kegiatan sektor industri lainnya. Sejalan dengan peningkatan konsunsi baja dalam negeri, pertumbuhan ekonomi tetap terjaga jika tata niaganya baik," jelas Putu di Jakarta, Selasa (23/5/2017).

Sementara itu, Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Mas Wigrantoro Roes Setyadi mengatakan proyek klaster 10 juta ton di Cilegon yang dibangun dari kerja sama dengan produsen baja terbesar Korea Selatan, Posco, dapat mendukung kebutuhan baja Indonesia di masa depan.

"Kawasan industri KS di Cilegon saat ini ditempati oleh industri baja terpadu yaitu Krakatau Steel dan Krakatau Posco yang merupakan perusahaan patungan Krakatau Steel dan Posco," jelas Wigrantoro.

Dia menjelaskan saat ini kapasitas produksi Krakatau Steel ditambah dengan Krakatau Posco telah mencapai 4,5 juta ton. Dengan beroperasinya pabrik HSM 2 yang berkapasitas 1,5 juta ton, kapasitas produksi pada akhir 2019 akan mencapai 6 juta ton.

Klaster baja Cilegon akan menghasilkan baja gulungan untuk konstruksi, baja lembaran untuk peralatan rumah tangga, perkapalan, mobil , hingga baja lembaran berkualitas tinggi.

Adapun, konsumsi baja nasional pada 2016 mencapai 12,67 juta ton setelah sempat turun ke level 11,37 juta ton pada 2015. Dengan selesainya proyek klaster baja 10 juta ton pada 2025, impor baja diprediksi akan tertekan 70%—80%.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ratna Ariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper