Bisnis.com, HANOI – Pertumbuhan ekonomi negara-negara yang tergabung dalam Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) diprediksi akan mencapai 3,8% pada 2017 dan 2018, serta akan meningkat menjadi 3,9% pada 2019. Angka ini naik dibandingkan pertumbuhan ekonomi pada tahun lalu yang tercatat hanya 3,5%.
Dalam riset APEC yang diterima Bisnis, Jumat (19/5/2017), prospek perbaikan ekonomi tersebut ditopang oleh pemulihan kinerja perdagangan negara anggota. Ekspor barang dari negara-negara APEC menyumbang setengah dari total perdagangan global, dan 60% dari PDB dunia.
“Transparansi dan konsistensi kebijakan perdagangan dan ekonomi yang lebih besar akan mendorong arah pertumbuhan di kawasan ini dalam waktu dekat,” kata Denis Hew, Direktur Unit Kebijakan APEC.
Laporan tersebut menggarisbawahi perlunya penyesuaian terkait perdagangan globlal, termasuk diantaranya akses pelatihan keterampilan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, dukungan terhadap masyarakat yang terkena dampak pengangguran struktural, serta akses terhadap perluasan pasar eksor bagi usaha kecil dan menengah.
Dia menambahkan, sebagai instrumen pendukung untuk mewujudkan persaingan yang sehat, negara anggota juga harus melakukan pengenalan kebijakan perdagangan yang mendorong perluasan akses pasar.
“Pemaksimalan pertumbuhan ekonomi memerlukan kebijakan pelengkap yang akan menjamin inklusivitas dan keberlanjutan ekonomi,” ujarnya. Proyeksi ekonomi ini akan menjadi salah satu bahasan dalam pertemuan tahunan Menteri Perdagangan APEC.
Pertemuan yang ke-23 ini akan berlangsung pada 20-21 Mei. Di tengah berkembangnya kecenderungan proteksionisme di beberapa negara maju, negara-negara APEC akan mendiskusikan strategi menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi, kelancaran perdagangan, serta investasi.