Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja ekspor domestik non-migas Singapura secara tak terduga turun bulan lalu, setelah mencatat pertumbuhan selama lima bulan berturut-turut, seiring merosotnya ekspor produk-produk farmasi.
Menurut laporan International Enterprise Singapore, seperti dikutip Bloomberg (Rabu, 17/5/2017), tingkat ekspor domestik non-migas Singapura turun 0,7% pada April dibandingkan dengan setahun sebelumnya.
Pencapaian tersebut meleset dari prediksi rata-rata 17 ekonom dalam survey Bloomberg dengan kenaikan sebesar 13%.
Pada bulan tersebut, ekspor barang elektronik naik 4,8%, juga di bawah prediksi, setelah mencatatkan kenaikan 5,2% pada Maret. Adapun, ekspor non-elektronik turun 2,9% pada April, dibandingkan dengan ekspansi sebesar 20,8% pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, ekspor produk-produk farmasi terjerembab 39,9% pada April dibandingkan dengan setahun sebelumnya, sedangkan ekspor emas non-moneter turun 23%.
Uni Eropa mencatat penurunan terbesar dalam ekspor non-migas, sebesar 36%. Adapun ekspor ke Hong Kong anjlok 23,1%.
Perekonomian Singapura yang bergantung pada perdagangan mendapat keuntungan dari rebound dalam ekspor sejak akhir tahun lalu, sehingga mendorong para ekonom untuk menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi mereka untuk tahun ini.
Penurunan ekspor pada bulan lalu terutama didorong oleh sektor farmasi yang tidak stabil, sementara ekspor barang-barang elektronik terus berkembang.
Bank sentral Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) bulan lalu mempertahankan proyeksi pertumbuhannya di kisaran 1% hingga 3% untuk tahun ini, merujuk tetap utuhnya momentum yang mendasari ekonomi setelah pemulihan permintaan ekspor.